Sabtu, 25 November 2017

Sosialisasi Kesehatan Di Bekasi Utara

BEKASI UTARA -- Cahaya Foundation bekerjasama dengan Rumah Sakit Mekarsari Bekasi, kembali melakukan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) Kota Bekasi, dan Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis dengan tema "Menjalin Cinta Bersama", di RT 001 s/d 005, RW 001, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, Sabtu (25/11).


"Kegiatan sosialisasi ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat bahwa program JKN  dan program KS-NIK merupakan program jaminan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Baik JKN, yang merupakan program dari pemerintah pusat, maupun KS-NIK, yang merupakan program dari Pemerintah Kota Bekasi, adalah tanggung jawab kita bersama untuk menyampaikannya," kata Fitri Septividya Sari, selaku humas RS Mekarsari Bekasi.


Kepala Divisi Kesehatan Cahaya Foundation, Eka Diah Purwanti, menjelaskan mengenai tatacara mendapatkan KS-NIK dari Pemerintah Kota Bekasi. Juga memberikan informasi mengenai regulasi, pelayanan, fasilitas, dan status kepesertaan JKN. "Apabila pada prakteknya terdapat kendala, atau kurang paham prosedurnya, atau agak kesulitan untuk mendapatkannya, maka Relawan Pendamping Cahaya Faundation bersedia memberikan advokasi", terangnya.

"Untuk itu, peran aktif masyarakat untuk mendapatkannya sangat diharapkan. Warga Marga Mulya bisa menghubungi Cahaya Foundation bila mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Nanti bapak-bapak dan ibu-ibu akan diarahkan dan diberi pendampingan bila mengalami kesulitan," imbuhnya.



Warga yang diundang dan hadir dalam sosialisasi tersebut terdiri dari masyarakat setempat dan para Ketua RT hingga Ketua RW sebagai tokoh masyarakat, agar mengetahui tentang layanan JKN dan KS-NIK serta prosedur dan tatacara berobat ke RS Mekarsari Bekasi.

Pada kesempatan tersebut, dr. Awab Zakie Habibie, dokter UGD RS Mekarsari Bekasi yang turut dalam kegiatan tersebut, memberikan uraian tentang berbagai jenis penyakit yang rentan berkembang di lingkungan masyarakat yang tinggal di pemukiman padat penduduk, dan memberikan langkah praktis pertolongan pertama untuk mengantisipasinya.

"Nanti kalau mau berobat ke RS Mekarsari Bekasi, bapak ibu bisa menghubungi pak Sugeng di bagian marketing, atau apabila ada kendala dalam penjaminannya silahkan hubungi Cahaya Foundation," katanya.



Acara ditutup dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat yang hadir pada kegiatan sosialisasi tersebut.
Selengkapnya

Jumat, 24 November 2017

Kisah Manis Dari Makassar

"Ko, saya punya tempat tidur pasien 3 engkol biasa digunakan buat orang tua, siapa tau ada yg butuh bisa di kasih alamat ke saya nanti saya kirimkan", demikian bunyi pesan masuk di kotak pesan pada akun Facebook saya, tanggal 21 Oktober 2017 sore. Pengirim pesannya seorang pengusaha dari Makassar. Selanjutnya terjadi dialog singkat mengenai maksud dari isi pesannya tersebut. Hari2 berikutnya gak ada komunikasi apapun sama sekali.

Tetiba, pagi menjelang siang, pada Minggu tanggal 19 November 2017, ada pesan masuk di kotak pesan akun Facebook saya lagi. " Eko, bagaimana kalo saya undang kamu ke Makassar sekalian bicara mengenai beberapa hal yg mau dilakukan ?" begitu isi pesan awalnya. Antara senang & bingung, senang karena ada sesuatu yg akan Cahaya Foundation terima, yg mungkin bisa bemanfaat untuk orang banyak, bingung karena saya harus segera beli tiket PP ke & dari Makassar, sedangkan uang di kantong cuma Rp. 82.500. Terjadi lagi komunikasi, tentunya sambil menahan malu, berterus terang dengan keadaan isi kantong saya, tapi tetap diputuskan bahwa esok malam harinya saya sudah harus ada di Makassar, untuk kemudian lusa paginya saya menemui si pemberi pesan tersebut. Semua biaya ditanggung, cuma bawa badan doang!!!

Sambil menahan malu untuk kedua kalinya, disertai sedikit ngelunjak, saya meminta kepada si pemberi pesan supaya bisa mengajak serta Eka Diah Purwanti, tandem saya, yg selama ini jatuh bangun bersama mewujudkan mimpi sehingga terbentuk Yayasan Cita Sahabat Mulya (dikenal dengan nama; Cahaya Foundation), untuk menemani & membantu saya selama di Makassar. Alhamdulillah, tanpa babibu lagi, langsung disetujui!!! Guna memastikan keberangkatan kami pada Senin malam tanggal 20 November 2017, 2 buah Tiket Batik Air dengan nomor penerbangan 7701 yg akan bertolak pada pukul 19.50 waktu Jakarta sudah dipesankan, lengkap dengan permintaan kursi roda untuk Eka, karena dia memang memiliki sedikit keterbatasan.


Disambut gerimis, Senin sore itu, saya & Eka diantar oleh bang Wahyu Din, Arief Budiman & Susi Sunarti, sahabat2 saya yg selama ini mendukung kegiatan sejak awal mula Cahaya Foundation berdiri. Batik Air yg saya tumpangi bertolak dari Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Sultan Hasanuddin Makassar, dengan waktu ketibaan pukul 23.10 waktu Makassar.

Sesampai di Bandara Sultan Hasanuddin, kami sudah ditunggu oleh pak Ismail, menggunakan mobil operasional Hotel Ibis Styles Sam Ratulangi Makassar. Diantarkannya kami ke hotel tersebut. Sudah tersedia 2 buah kamar di lantai 9 bernomor 911 & 915 untuk kami inapi selama beberapa hari ke depan. Sebentar bebersih diri, saya segera ambil posisi rebahan supaya kondisi fit keesokan hari.

Saat terbangun di pagi hari & buka jendela kamar, persis di hadapan saya ternampak sebuah bangunan gedung perkantoran setinggi sekitar 70 meter yg terdiri atas 15 lantai yg dibangun di atas lahan seluas 5.363 M2. Gedung ini diresmikan pada bulan Januari 2010. Namanya Wisma Kalla, atau lebih dikenal dengan Kalla Tower. Sambil menunggu sarapan pagi, saya buka laptop untuk mengetik beberapa hal sembari komunikasi ke beberapa kawan. Tak terasa waktu sudah jam 8 pagi waktu Makassar, segera saya rapikan semua pekerjaan saya untuk bebersih diri & turun ke restorasi untuk sarapan sambil setelahnya menikmati kopi pagi, karena sesuai agenda, tepat pukul 9 pagi saya pasti sudah ditunggu untuk kegiatan sepenuh hari.

Di restorasi ternyata saya malah sudah ditunggu. Sambil sarapan & ngobrol sebentar, selanjutnya segera kami bertolak untuk menyambangi kantornya. Disambut gerimis di pagi hari, menaiki Maserati Quattroporte warna hitam keluaran terbaru, saya & Eka dipersilahkan duduk di belakang. Agak sedikit berkeliling Kota Makassar, sebentar tibalah kami di bilangan Jalan Sungai Cerekang.

Segera kami meeting sebentar untuk membahas hal2 teknis mengenai proses serah terima hibah, peruntukkan hibah, prosedur pengiriman & lain sebagainya. Selesai meeting, muncul kendaraan ambulance yg katanya juga akan dihibahkan ambil posisi parkir di depan kantor. Sebuah mobil Suzuki APV tahun 2007 milik RS Grestelina Makassar, yg kondisinya masih sangat layak pakai dengan kilometer pada speedometernya masih sedikit. Sebuah bonus kejutan!!

Segera dilakukan simbolisasi serah terima mobil ambulance, setelahnya kami bergegas bertolak ke gudang PT. Buancitra Sejati Jaya, untuk melihat kondisi tempat tidur pasien yg sejak semula mau dihibahkan kepada Cahaya Foundation. Sebentar melewati tol, tibalah kami di gudang. Tempat tidur pasien tipe 3 engkol sudah berjejer terpallet rapih, siap dikirim secara bertahap. Semuanya berjumlah 40 buah. Tujuannya untuk mengisi Rumah Singgah Pasien Dampingan di Bandung, Depok & Padang. Juga dapat dipinjamkan kepada orang2 yg memang membutuhkan, yg terpaksa harus homecare. Setelah lengkap mengecek semua kondisi barang, kembali dilakukan serah terima secara simbolis. Tak lama kemudian, kami pun kembali bertolak ke dalam kota. Waktu sudah siang, tak terasa cacing di perut sudah mulai demo menuntut hak mereka.

Selesai sudah semua agenda acara serah terima hibah pagi hari ini. Kami kembali ke hotel untuk beristirahat karena sore nanti akan ada kegiatan dengan RS Grestelina Makassar.

Sorenya, ternyata Eka disambangi oleh teman SMAnya yg tinggal di Makassar, namanya Agus. Sayang sekali, ngobrol dengan Agus gak berlangsung lama, karena sebentar kemudian kami sudah dijemput untuk mengunjungi RS Grestelina Makassar. Rumah Sakitnya cukup bagus, dengan luas areal sekitar 1 hektar. Semua ruang kami masuki, termasuk ruang jenazah & coffee shop di sudut dekat parkiran. Fasilitas yg ada di Rumah Sakit tersebut cukup lengkap untuk standar sebuah Rumah Sakit tipe B. Bahkan ruang pendaftaran untuk pasien BPJS sangat besar. Tak terasa 2 jam sudah kami berkeliling di RS Grestelina Makassar. Setelah makan malam, kami kembali ke hotel.

Tepat pukul 7 keesokan harinya kami kembali dijemput untuk menyambangi sahabat2 kami di Makassar. Dengan diantar mobil operasional Hotel Ibis Styles Sam Ratulangi Makassar kami bergerak ke arah utara, di bilangan wilayah Antang. Di tempat tujuan kami sudah ditunggu oleh Poppie Murdekawati, adik kelas saya waktu SMA. Kopi hitam khas Toraja tanpa gula lengkap dengan sepiring Jalkot sudah terhidang diatas meja, di teras samping rumahnya yg asri. Sedangkan di atas meja makan pun telah terhidang kudapan khas Makassar, Coto. Di rumah Poppie pun kami cuma mampir sebentar, SMP - Setelah Makan Pulang -, karena kami harus mengejar waktu bergegas menemui koordinator PMGI, Fitri, di perumahan Gapura Jingga. Hujan masih menemani kami hingga selesai silaturahmi. Segera kami kembali ke Kota Makassar untuk berpamitan dengan sang pemberi undangan untuk kembali ke Bekasi. Tiket Batik Air dengan nomor penerbangan 7109 katanya sudah disiapkan, kembali lengkap dengan pesanan kursi roda untuk Eka.

Setiba di kantornya, sebentar kami berdiskusi. Selanjutnya kami diantar hingga ke mobil yg akan mengantarkan kami menuju bandara Sultan Hasanuddin. Sebelum kami bertolak, beliau berkata, "Eko & Eka, hari ini juga sementara 3 unit tempat tidur pasien saya kirim, selanjutnya secara bertahap hingga tuntas 40 unit yg saya janjikan. Minggu depan ambulance segera saya kirim. Teruslah dengan jalan yg sudah kalian tempuh ini. Kalian harus ikhlas, ini takdir kalian. Satu lagi, saya minta tolong, saya mau ada Cahaya di Makassar, terserah gimana caranya kalian atur. Saya punya tempat untuk bisa kalian buat Rumah Singgah Pasien Dampingan. Silahkan pake ambulance RS Grestelina untuk membantu mobilitasnya. RS Grestelina juga siap memback up untuk pasien rawat inapnya. Operasional saya bisa sediakan. Enak aja kalian doang yg masuk sorga sendirian, saya juga kepengen lah....".

Serasa diguyur seember air es di badan saya, sejuk, adem banget, sampe merinding semua bulu di sekujur badan saya. Betul2 tak terbayangkan sebelumnya. Lebih dari itu, kami merasa sangat bahagia & bersyukur yg tak terhingga atas semua anugerah ini. Saya tengok ke samping, Eka Diah Purwanti gak henti2nya menangis. Masih cengeng banget dia ternyata....

#Hibah #Ambulance #HospitalBed #CahayaFoundation #Bekasi #Makassar #Indonesia

http://www.cahayafoundation.org/2017/11/angin-sejuk-dari-makassar.html

=================================

Cahaya Foundation
Bank Muamalat: 34 700 100 31
Kode bank 147
a/n Cita sahabat mulya Yys

Ingin tahu kemana saja dukungan Sahabat sekalian bergerak?
- www.cahayafoundation.org
- fb.com/CahayaFoundation
- twitter.com/CahayaFdn

WA/SMS 0812 894 2222 9


Selengkapnya

Selasa, 21 November 2017

Angin Sejuk Dari Makassar

MAKASSAR -- Seiring dengan semakin banyaknya pasien dampingan yang ditangani, menyebabkan Cahaya Foundation mengalami kesulitan dalam hal pelayanannya. Terutama yang berkaitan dengan mobilitas pasien dari dan ke Rumah Sakit yang dirujuk.

Bertepatan dengan 1 tahun milad Cahaya Foundation, merupakan titik tolak terbukanya harapan untuk mendapatkan sebuah hibah mobil ambulance yang sangat dinantikan keberadaannya. Sebuah angin segar berhembus dari kota nun jauh di timur Indonesia, Makassar.

Cahaya Foundation diundang untuk berkunjung ke Kota Makassar oleh RS. Grestelina Makassar dan PT. Buancitra Sejati Jaya Makassar. Undangan tersebut dalam rangka serah terima hibah mobil ambulance dan tempat tidur pasien yang digunakan untuk melayani pasien dampingan Cahaya Foundation. Secara simbolis, Direktur Eksekutif Cahaya Foundation, Eko Prasetyo, menerima hibah satu unit mobil ambulance dari RS. Grestelina Makassar, dan Eka Diah Purwanti, Kepala Divisi Kesehatan Cahaya Foundation, menerima hibah empat puluh unit tempat tidur pasien model tiga engkol dari PT. Buancitra Sejati Jaya, Selasa 21 November 2017. 


"Dengan adanya unit ambulance tersebut, diharapkan pelayanan akan lebih menjangkau ke wilayah yang lebih jauh. Tempat tidur pasien juga nantinya diutamakan akan dialokasikan di Rumah Singgah Cahaya yang saat ini sudah ada di Bandung, Depok dan Padang, menyusul Makassar. Selain itu juga untuk klinik mitra dan pasien dampingan yang memang harus home care.” ujar Eka.

Selama ini Cahaya Foundation memang masih terkendala untuk proses evakuasi pasien dari dan ke Rumah Sakit, dan belum adanya tempat tidur pasien yang cukup layak. Dengan adanya armada ambulance dan tempat tidur tersebut, diharapkan bisa meningkatkan kualitas pelayanan.
Untuk prosedur penggunaan ambulance, Eka menambahkan, masyarakat yang membutuhkan bisa melalui telepon ke nomor seluler yang tercantum pada body ambulance. Selanjutnya, ambulance akan datang menjemput masyarakat yang membutuhkan.
Selengkapnya

Jumat, 17 November 2017

Jum'at Berbagi

BEKASI KOTA -- "Eka, gue ada titipan nasi bungkus nih di rumah, 75 biji, cepetan diambil sekalian jemput gue ya, udah kesiangan nih... Kemana kita mau bagiin?", demikian kalimat yang nyerocos pertama kali saat perangkat seluler milik Eka Diah Purwanti, Kepala Divisi Kesehatan Cahaya Foundation, diangkat pada siang selepas sholat Jum'at kemarin.


Sesaat itu pula Eka, dengan ditemani oleh 2 orang Relawan Pendamping Cahaya Foundation, segera bergerak ke alamat rumah si penelepon untuk menjemput rizki jum'at bagi saudara-saudara kita yang memang membutuhkan. Setiba di alamat yang dituju, tak memakan waktu lama, semua titipan segera dibawa. Sasaran pada Jum'at minggu ini adalah para penunggu pasien di ruang rawat inap Kelas 3 di RS Mekarsari Kota Bekasi, juga para abang becak di sekitar Rumah Sakit, dengan terlebih dahulu menelepon pihak Rumah Sakit meminta izin untuk membagikan nasi bungkus bagi penunggu pasien di ruang rawat inap Kelas 3.


Tepat pukul 13.30 para Relawan Pendamping Cahaya Foundation tiba di RS Mekarsari Kota Bekasi. Tim segera bergerak cepat, berbagi tugas dan sasaran. Masing-masing membawa 2 dus berisi beberapa belas bungkus nasi. Walaupun mereka semua perempuan, tapi gerak mereka sangat sigap, cepat dan cekatan, seperti sudah terbiasa melakukan hal seperti ini. Ruangan demi ruangan dimasuki. Sambil membagikan nasi bungkus, mereka berbincang-bincang dengan pasien mengenai kondisi sakitnya. Berempati dan memberi semangat untuk menguatkan mental mereka agar selalu tegar dalam menghadapi cobaan.


Berbarengan dengan kumandang adzan ashar, semua titipan sudah selesai ditunaikan. Ada rasa bahagia manakala menyaksikan para penunggu pasien ruang rawat inap kelas 3 itu menikmati nasi bungkus yang telah mereka terima. Wujudnya memang cuma nasi bungkus. Harganya pun mungkin tak seberapa. Tapi bagi mereka yang memang membutuhkan saat itu mungkin bisa jadi seperti barang mewah, juga merupakan bantuan yang simpel tetapi dibutuhkan dan bisa diterima siapa pun.

Masih segar dalam ingatan petuah orangtua dan guru-guru semasa sekolah dahulu, "Hidup harus bisa bermanfaat untuk orang banyak, karena cuma itu bekal yang akan kita bawa kelak saat kita dipanggil oleh Sang Pencipta, yaitu amal perbuatan baik kita. Orang yang paling sukses di dunia adalah orang yang paling bisa memberi manfaat bagi orang lain."

Selengkapnya

Kesaksian Pasien Dampingan Dari Karawang

"Terima kasih banyak Pmgi dan Cahaya Faundation ♡♡
Yg 2bulan ini sllu suport pengobatan di jakarta.. 
Semoga Pmgi dan Cf samakin jaya, semakin menjadi berkat untuk pejuang2 yg membutuhkan bantuan..
Maksih banyak mas Muhammad Maulana Kustarmin dan ibu buat ketulusan kalian ngerawat tanti sewaktu diyayasan ♡♡ 
Buat ibu Eka Diah Purwanti dan pak Wahyu Din jg makasih banyak yah udh jauh2 mau jemput tanti dan sllu suport dlm pengobatan ♡♡
Dan ibu Wiwik Rahayu , pak ahmad makasih banyak untuk kesetian, kesabaran kalian yg trs dampingin tanti dan urus2 pengobatan tanti dan ngak lelah2 padahal suka digalakin perawat :D :D pokonya makasih banyak untuk kalian :* :* 
Makasih banyak dokter2 yg merawat dengan sabar..
RSCM makasih untuk obat2anya yg ngk nangung2 :D :D 
Untuk sodara2 jg makasih banyak udah disuport tempat tingal selama disini dan lain2 :* :* 
Tuhan yg bales kebaikan kalian..
#thanksGOD ♡♡♡♡♡"

Tulisan diatas merupakan tulisan pada status Facebook dari Tanti Karinah, pada tanggal 24 Oktober 2017 yang lalu.

Tanti, 23 Tahun, mulai berkenalan dengan Myasthenia Gravis di usianya yang masih sangat belia, yaitu umur 16 tahun. Awalnya ia merasakan sakit pada telapak tangan kanan dan kedua belah kakinya. Tak lama berselang, tungkai kakinya pun mengalami pembengkakan. Lambat laun seluruh jari tangan dan kaki mulai mengalami perubahan bentuk, yaitu mengalami pembengkokan. Ia memeriksakan penyakitnya ke klinik di dekat rumahnya, di Karawang, dan diberi obat anti nyeri, tetapi tidak mengalami perubahan. Seiring berjalannya waktu, bengkak di kedua kakinya mulai menghilang, tapi ia mengalami masih mengalami kesulitan saat berjalan agak jauh dan mulai bergantung pada obat-obatan.

Pada tahun 2013, Tanti dirawat di sebuah Rumah Sakit di Karawang dan saat itu mulai diketahui diagnosa penyakitnya adalah Myasthenia Gravis. Setelah 4 tahun berselang, ia kembali memeriksakan kondisi kakinya tersebut, tapi tidak ada perubahan yang berarti, sehingga terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM). 

Berbekal informasi yang didapat dari komunitas pasien Myasthenia Gravis, Tanti dan keluarga menghubungi Pejuang Myasthenia Gravis Indonesi (PMGI) dan Cahaya Foundation, yang memang menitikberatkan kegiatan utamanya pada pendampingan bagi para pasien Myasthenia Gravis, untuk diberi pendampingan selama berobat ke RSCM. Tanti segera dievakuasi ke Rumah Singgah Pasien Dampingan PMGI dan Cahaya Foundation di Depok untuk selanjutnya diberikan pendampingan ke RSCM berbarengan dengan pasien Myasthenia Gravis yang lain.

Hasil observasi sementara dokter Rheumatologi menduga bahwa Tanti kemungkinan menderita penyakit autoimmune lain yaitu Rheumatoid Arthitis (RA). Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium, rontgen tangan dan kaki, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan Elektromiografi (EMG) untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot yang sudah djadwalkan secara pasti, serta serangkaian tes dan pemeriksaan lain guna tegaknya diagnosa yang sebenarnya atas penyakitnya. Kemudian Tanti dirujuk intern ke poli rheumatologi. 

Tanti terdiagnosa RA, sehingga harus rutin meminum obat Methotrexate (MTX) yang merupakan obat yang berfungsi untuk mengganggu pertumbuhan sel-sel tertentu dari tubuh. Sebelum pemberian obat MTX, Tanti dirujuk ke poli Pulmologi untuk memastikan tidak ada masalah dari paru-parunya. 

Setelah beberapa kali melakukan konsultasi dan kembali menjalani serangkaian test, akhirnya Tanti diberikan obat-obatan untuk dua jenis penyakit autoimmune yang diidapnya. Untuk selanjutnya Tanti terjadwal satu bulan sekali harus kontrol rutin ke RSCM, dan pendampingan atas diri Tanti dinyatakan telah selesai.

#Pendampingan #Pasien #PMGI #CahayaFoundation #MyastheniaGravis #MGers #Karawang #Bekasi #Depok #Indonesia




Selengkapnya

Rabu, 01 November 2017

LAPORAN KEGIATAN PERIODE OKTOBER 2017

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam takzim untuk Sahabat semua, semoga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari selalu diberikan SemangArt, kelancaran dan kemudahan.
Aamiin...

Berikut kami sampaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Pasien untuk Periode Bulan Oktober 2017 untuk wilayah Bekasi Raya dan Bandung Raya, yang secara bersama-sama kita telah melakukan pembelaan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang layak dan berkeadilan, dengan total manfaat yang tercover senilai Rp. 111.095.000,-

Perlu Sahabat sekalian ketahui, bahwa pada Bulan Oktober 2017 ini, secara bersama-sama kembali 1 buah Rumah Singgah Pasien Dampingan telah berhasil kita dirikan di Padang, yang mana Rumah Singgah tersebut akan melayani pasien RSUP Dr. M. Djamil yang merupakan rujukan untuk wilayah Sumatera Bagian Tengah, seperti; Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepri dan Bengkulu. Semoga pendirian Rumah Singgah Pasien Dampingan di Padang ini bisa memberi manfaat bagi saudara-saudara kita disana, dan menyebarkan virus-virus kebaikan sesuai yang kita harapkan bersama.

Pada Periode Bulan Oktober 2017 ini, sebanyak 40 kali pembelaan telah kita lakukan, yang terdiri dari 37 kali pendampingan pasien rawat jalan dan 3 kali pendampingan pasien rawat inap, yang mana tidak ada pasien dampingan yang meninggal dunia.

Demikian penyampaian Laporan Kegiatan Periode Bulan Oktober 2017. Terima kasih atas segala do'a dan dukungan yang tak terhingga dari Sahabat sekalian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.









Selengkapnya