Jumat, 17 November 2017

Kesaksian Pasien Dampingan Dari Karawang

"Terima kasih banyak Pmgi dan Cahaya Faundation ♡♡
Yg 2bulan ini sllu suport pengobatan di jakarta.. 
Semoga Pmgi dan Cf samakin jaya, semakin menjadi berkat untuk pejuang2 yg membutuhkan bantuan..
Maksih banyak mas Muhammad Maulana Kustarmin dan ibu buat ketulusan kalian ngerawat tanti sewaktu diyayasan ♡♡ 
Buat ibu Eka Diah Purwanti dan pak Wahyu Din jg makasih banyak yah udh jauh2 mau jemput tanti dan sllu suport dlm pengobatan ♡♡
Dan ibu Wiwik Rahayu , pak ahmad makasih banyak untuk kesetian, kesabaran kalian yg trs dampingin tanti dan urus2 pengobatan tanti dan ngak lelah2 padahal suka digalakin perawat :D :D pokonya makasih banyak untuk kalian :* :* 
Makasih banyak dokter2 yg merawat dengan sabar..
RSCM makasih untuk obat2anya yg ngk nangung2 :D :D 
Untuk sodara2 jg makasih banyak udah disuport tempat tingal selama disini dan lain2 :* :* 
Tuhan yg bales kebaikan kalian..
#thanksGOD ♡♡♡♡♡"

Tulisan diatas merupakan tulisan pada status Facebook dari Tanti Karinah, pada tanggal 24 Oktober 2017 yang lalu.

Tanti, 23 Tahun, mulai berkenalan dengan Myasthenia Gravis di usianya yang masih sangat belia, yaitu umur 16 tahun. Awalnya ia merasakan sakit pada telapak tangan kanan dan kedua belah kakinya. Tak lama berselang, tungkai kakinya pun mengalami pembengkakan. Lambat laun seluruh jari tangan dan kaki mulai mengalami perubahan bentuk, yaitu mengalami pembengkokan. Ia memeriksakan penyakitnya ke klinik di dekat rumahnya, di Karawang, dan diberi obat anti nyeri, tetapi tidak mengalami perubahan. Seiring berjalannya waktu, bengkak di kedua kakinya mulai menghilang, tapi ia mengalami masih mengalami kesulitan saat berjalan agak jauh dan mulai bergantung pada obat-obatan.

Pada tahun 2013, Tanti dirawat di sebuah Rumah Sakit di Karawang dan saat itu mulai diketahui diagnosa penyakitnya adalah Myasthenia Gravis. Setelah 4 tahun berselang, ia kembali memeriksakan kondisi kakinya tersebut, tapi tidak ada perubahan yang berarti, sehingga terpaksa harus dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo (RSCM). 

Berbekal informasi yang didapat dari komunitas pasien Myasthenia Gravis, Tanti dan keluarga menghubungi Pejuang Myasthenia Gravis Indonesi (PMGI) dan Cahaya Foundation, yang memang menitikberatkan kegiatan utamanya pada pendampingan bagi para pasien Myasthenia Gravis, untuk diberi pendampingan selama berobat ke RSCM. Tanti segera dievakuasi ke Rumah Singgah Pasien Dampingan PMGI dan Cahaya Foundation di Depok untuk selanjutnya diberikan pendampingan ke RSCM berbarengan dengan pasien Myasthenia Gravis yang lain.

Hasil observasi sementara dokter Rheumatologi menduga bahwa Tanti kemungkinan menderita penyakit autoimmune lain yaitu Rheumatoid Arthitis (RA). Saat ini sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium, rontgen tangan dan kaki, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan Elektromiografi (EMG) untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot yang sudah djadwalkan secara pasti, serta serangkaian tes dan pemeriksaan lain guna tegaknya diagnosa yang sebenarnya atas penyakitnya. Kemudian Tanti dirujuk intern ke poli rheumatologi. 

Tanti terdiagnosa RA, sehingga harus rutin meminum obat Methotrexate (MTX) yang merupakan obat yang berfungsi untuk mengganggu pertumbuhan sel-sel tertentu dari tubuh. Sebelum pemberian obat MTX, Tanti dirujuk ke poli Pulmologi untuk memastikan tidak ada masalah dari paru-parunya. 

Setelah beberapa kali melakukan konsultasi dan kembali menjalani serangkaian test, akhirnya Tanti diberikan obat-obatan untuk dua jenis penyakit autoimmune yang diidapnya. Untuk selanjutnya Tanti terjadwal satu bulan sekali harus kontrol rutin ke RSCM, dan pendampingan atas diri Tanti dinyatakan telah selesai.

#Pendampingan #Pasien #PMGI #CahayaFoundation #MyastheniaGravis #MGers #Karawang #Bekasi #Depok #Indonesia





EmoticonEmoticon