Selasa, 01 Agustus 2017

Pendampingan Oma Wirdah

Hajjah Wirdah, atau lebih suka dipanggil dengan Oma Wirdah, 64 tahun, adalah penderita Myasthenia Gravis (MG), yaitu penyakit autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang menghasilkan kelemahan otot. Istilah Myasthenia berasal dari bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius. 


Menurut kamus kedokteran, penyakit autoimun itu sendiri adalah suatu jenis penyakit dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri. Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk, ekspresi wajah, bahu, pinggul, leher, otot yang mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernafasan. Health Community dalam sebuah website-nya mendefinisikan Myasthenia Gravis sebagai penyakit autoimun kronis yang berakibat pada kelemahan otot skelet. Otot-otot skelet merupakan serabut-serabut otot yang terdiri dari berkas-berkas atau striasi (striasi otot) yang berhubungan dengan tulang. Myasthenia Gravis menyebabkan kelelahan yang cepat (fatigabilitas) dan kehilangan kekuatan pada saat beraktivitas, dan dapat membaik setelah beristirahat beberapa waktu.

Oma Wirdah telah menderita Myasthenia Gravis sekitar 14 tahun, yaitu sejak tahun 2003 yang lalu. Selama ini Oma Wirdah berobat ke RS Haji Pondok Gede yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya di bilangan Bintara Bekasi. Dalam berobat, Oma Wirdah menggunakan fasilitas jaminan kesehatan BPJS kelas 1. Oma Wirdah maupun keluarga tidak tahu bahwa di RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan sanggup menangani pelayanan pengobatan bagi penderita autoimun. 

Dalam kegiatan Gathering dan Silaturrahim Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang merupakan organisasi wadah para penyintas MG, pada 30 Juli 2017, yang diselenggarakan oleh PMGI bekerjasama dengan Cahaya Foundation (CF), Oma Wirdah baru mengetahui bahwa PMGI telah bekerjasama dengan CF dalam berbagai kegiatan, terutama dalam hal pendampingan pasien, baik itu pasien MG itu sendiri maupun pasien penyakit lainnya. Akhirnya dijadwalkan rencana untuk pendampingan pengobatan bagi Oma Wirdah pada tanggal 1 Agustus 2017. 


Alhamdulillah, pendampingan bagi Oma Wirdah yang dilakukan oleh PMGI dan CF di RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi berjalan dengan lancar. Pendampingan dilakukan sendiri secara langsung oleh ibu Eka Diah Purwanti, salah seorang founder CF, yang juga koordinator PMGI wilayah Jabodetabek dan merupakan penyintas MG, dibantu oleh ibu Wiwik Rahayu, salah seorang relawan CF. 

Mohon limpahan do'a dari sahabat semua, semoga Oma Wirdah segera diberi kesembuhan dan selalu diberi kesehatan dalam hidupnya. Juga mohon do’a agar selalu diberi kelancaran bagi kami, PMGI dan CF, untuk selalu dapat memberikan pendampingan bagi siapa pun yang membutuhkan bantuan pendampingan untuk berobat. Terima kasih kami haturkan kepada sahabat semua atas sepenuh rasa empati & kepedulian yang telah diberikan, cuma kalimat itu yang sanggup kami haturkan sebagai balasan. 

Salam takzim dari kami, 
Caregivers PMGI dan CF

Selengkapnya

LAPORAN PENDAMPINGAN PASIEN PERIODE BULAN JULI 2017

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam takzim untuk Sahabat semua, semoga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari selalu diberikan SemangArt, kelancaran dan kemudahan.
Aamiin...

Berikut kami sampaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Pasien Cahaya Foundation Periode Bulan JuIi 2017.

Secara bersama-sama kita telah melakukan pembelaan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang layak dan berkeadilan, dengan total biaya yang tercover senilai Rp. 30.118.000,-

Pada Periode Bulan JuIi 2017 ini, sebanyak 14 kali pembelaan telah kita lakukan, yang terdiri dari 9 kali pendampingan pasien rawat jalan dan 5 kali pendampingan pasien rawat inap, yang mana 1 orang pasien dampingan rawat jalan meninggal dunia.

Demikian penyampaian Laporan Kegiatan Cahaya Foundation Periode Bulan Juli 2017. Terima kasih atas segala do'a dan dukungan yang tak terhingga dari Sahabat sekalian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam takzim dari kami,
Cahaya Foundation



Selengkapnya

Minggu, 30 Juli 2017

Hidup Berkualitas Dengan Myasthenia Gravis

Bekasi, 30 Juli 2017 – Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang berdiri pada tahun 2016 yang lalu, menyelenggarakan Gathering dan Silaturrahim perdana bekerjasama dengan PT Transfarma Medica Indah dan Cahaya Foundation. Bertempat di Ruang Srikandi RM Margajaya, Jalan Kemakmuran, Kota Bekasi, kegiatan yang mengambil tema, “Hidup Berkualitas Dengan Myasthenia Gravis”, dihadiri oleh sekitar 31 orang anggota se Jabodetabek dari sekitar 60an orang anggota yang terdaftar. Banyaknya anggota yang absen pada kegiatan tersebut dikarenakan kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. 


PMGI merupakan sebuah organisasi yang mewadahi dan menjembatani pasien Myasthenia Gravis dan keluarganya agar selalu merasa terperhatikan dan termotivasi untuk terus mencari kesembuhan. Anggota PMGI adalah setiap pasien Myasthenia Gravis yang telah tercatat dan disahkan keanggotaannya oleh Pengurus PMGI dan diberikan Kartu Tanda Anggota PMGI. 

Gathering dan Silaturrahim yang lebih merupakan kegiatan sharing antar sesama anggota ini, dihadiri oleh perwakilan dari RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid, perwakilan dari RS Hermina Bekasi Barat, dan perwakilan dari PT Transfarma Medica Indah sebagai produsen obat Mestinon. Juga mengundang dr. Serly, Sp.S yang merupakan dokter spesialis syaraf untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang Myasthenia Gravis dan sharing motivasi dengan ustadzah Tri Handayani, MA yang merupakan pendakwah, pendidik, motivator, penulis buku, dan duta kanker Indonesia yang mengidap 7 jenis penyakit kanker di tubuhnya. 






Acara diisi dengan pemaparan umum tanya jawab dengan RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi dan RS Hermina Bekasi Barat terhadap kebijakan terhadap penderita Myasthenia Gravis yang berobat ke Rumah Sakit. Pada sesi yang dibawakan oleh dr. Serly, acara berupa tanya jawab yang lebih dalam perihal Myasthenia Gravis. 

Acara ditutup dengan tausiyah oleh ustadzah Tri Handayani, MA yang memotivasi para penderita Myasthenia Gravis, memberikan semangat dan kekuatan moral/mental agar hidup menjadi lebih berkualitas.



Link media terkait kegiatan tersebut:

http://www.wajahbekasi.com/2017/07/di-bekasi-para-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia-pmgi-bersilaturahim.html

http://telegra.ph/Para-Pejuang-Myasthenia-Gravis-Indonesia-Berkumpul-Dalam-Gathering-Di-Bekasi-07-31

http://www.bekasimedia.com/silaturahmi-pejuang-myasthenia-gravis-hadirkan-ustadzah-penderita-7-penyakit-kanker/

http://www.bekasitoday.com/2017/07/hidup-berkualitas-dengan-myasthenia-gravis.html

http://www.babelankotakita.com/2017/07/di-bekasi-para-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia-berkumpul.html

http://www.singkapbekasi.com/2017/07/gathering-pejuang-myasthenia-gravis-di-bekasi.html

http://www.redaksibekasi.com/2017/07/para-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia-berkumpul-dalam-gathering-di-bekasi.html

https://www.atmago.com/id/posts/gathering-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia-di-bekasi_post_id_d60aa5b8-f564-4be1-a620-3ae283a97be5

http://www.kompasiana.com/bisot/hidup-berkualitas-dengan-myasthenia-gravis_597ebb189fb7380a6f29cdd3

http://mndt.lk/rwHNmP9m

http://fokus.co.id/news/2017/07/pejuang-myasthenia-gravis-indonesia-bersilaturahim-di-bekasi/

https://indonesiana.tempo.co/read/114267/2017/07/31/bisot182/silaturahim-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia-di-bekasi

http://kabar.news/gandeng-transfarma-medica-dan-cahaya-foundation-pmgi-gelar-sharing-myasthenia-gravis

http://news21.us/kabar/berita/gandeng-transfarma-medica-dan-cahaya-foundation-pmgi-gelar-sharing-myasthenia-gravis.html

http://metrotimes.news/breaking-news/gathering-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia/

https://www.wartadesa.net/gathering-pejuang-myasthenia-gravis-indonesia/

Selengkapnya

Minggu, 23 Juli 2017

Pendampingan Ibu Susanti

Relawan Pendamping Cahaya Foundation dan Caregivers PMGI pertama kali bertemu dengan Ibu Susanti, 36 tahun, berdasarkan informasi dari ibu Titi Komariah, yang selama ini selalu membantu warga lingkungan sekitar rumahnya apabila terjadi musibah atau hal-hal yang sifatnya darurat di wilayah Duren Jaya, Kota Bekasi. Ibu Susanti mengalami pendarahan sejak pagi hari. Pada sore harinya, ibu Titi Komariah menghubungi Cahaya Foundation meminta diberikan pendampingan dikarenakan ibu Susanti merupakan pasien dhuafa, tidak memiliki jaminan apa pun untuk berobat.


Ibu Susanti memiliki 2 orang anak usia sekolah. Suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap, hanya bekerja serabutan. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terpaksa ibu Susanti harus berdagang nasi uduk setiap paginya.

Pada sore itu juga, Relawan Pendamping Cahaya Foundation dan Caregivers PMGI meluncur ke rumah ibu Susanti. Setelah diperiksa kondisi umumnya, bersama-sama dengan ibu Titi Komariah diputuskan untuk segera membawa ibu Susanti ke Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi, sedangkan jaminan pengobatannya segera diurus keesokan harinya. 


Oleh paramedis yang sedang bertugas, ibu Susanti segera ditangani, dan diambil keputusan untuk segera dilakukan tindakan kuret, karena janinnya tidak bisa diselamatkan lagi. Kuret merupakan intervensi bedah untuk mengeluarkan isi rahim. Kadang tindakan ini diperlukan jika ada komplikasi paska aborsi medis atau keguguran, walaupun di beberapa negara, dokter terbiasa melakukan tindakan tersebut meskipun tidak diperlukan secara medis.

Paska tindakan kuret, ibu Susanti harus menjalani rawat inap selama 4 hari untuk memulihkan kembali kondisinya. 

Alhamdulillah, pendampingan bagi ibu Susanti di RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid berjalan dengan lancar, penjaminan pun selesai diurus sehingga ibu Susanti tidak dikenakan biaya sepeser pun oleh pihak Rumah Sakit. Pendampingan dilakukan oleh Caregivers PMGI ibu Eka Diah Purwanti, Relawan Pendamping Cahaya Foundation ibu Wiwik Rahayu, dan ibu Titi Komariah. 

Terima kasih atas segala limpahan do’a, sepenuh rasa empati, kepedulian yang kuat, dan dukungan dari sahabat semua, semoga ibu Susanti segera diberi kesembuhan. Juga mohon do’a agar selalu diberi kelancaran bagi kami, Cahaya Foundation dan PMGI, untuk selalu dapat memberikan pendampingan bagi siapa pun yang membutuhkan.

Salam takzim dari kami, 
Cahaya Foundation 
               &
Caregivers PMGI

Selengkapnya

Sabtu, 15 Juli 2017

Sarah Hidup Dengan Alopesia Areata



Sahabat sekalian, cerita tentang pasien dampingan kita kali ini adalah tentang seorang gadis pengidap autoimun, dengan nama penyakit Alopesia Areata. Pada penyakit Alopecia Areata, sistem kekebalan di dalam tubuh membuat sel darah putih (limfosit) dan antibodi untuk melindungi diri terhadap benda asing seperti bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada penyakit autoimun, telah terjadi kesalahan sistem kekebalan tubuh, dimana bagian tubuh dianggap sebagai benda asing, sehingga imunitas tubuh justru menyerangnya. Pada orang dengan Alopecia Areata, banyak sel darah putih berkumpul di sekitar akar rambut yang terkena (folikel rambut), di sanalah telah terjadi kesalahan dari autoimun. Hal ini menyebabkan beberapa peradangan ringan yang mengarah dalam beberapa cara untuk rambut menjadi lemah dan jatuh sehingga menyebabkan kebotakan sebagian, dan terpencar secara merata di kepala. Sebagaimana halnya dengan penyakit autoimun lainnya, penyakit ini pun belum ada obatnya. Walaupun penyakit ini tidak mengancam kesehatan, akan tetapi dapat sangat mempengaruhi penampilan seseorang, sehingga menyebabkannya menjadi tertekan, yang justru akan semakin memperparah penyakit tersebut. 

Adalah Sarah Fitriyani, 12 tahun, yang mengidap penyakit tersebut. Adik Sarah saat ini kelas 5 SD, merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai buruh di salah satu perusahaan textile di Kota Bekasi, dan sepulang kerja menyambi profesi sebagai pengojek online untuk menambah penghasilannya.

Pada awalnya, kehidupan adik Sarah normal-normal saja. Selayaknya gadis seusianya. Kesehariannya diisi dengan sekolah dan bermain dengan teman-temannya. Hidup penuh warna, ceria, sukacita dan bahagia dirasakannya saat itu. Namun, 5 bulan yang lalu, tanpa ada gejala apapun, mendadak sebagian rambutnya mengalami kerontokan secara ekstrim. Bentuk kerontokannya pun cukup aneh, hanya menyerang beberapa bagian kepala secara terpencar di seluruh area kepalanya, seperti pitak-pitak yang tidak beraturan. Pada awalnya, ibunya menduga mungkin karena adik Sarah terlalu sering mengkonsumsi obat paru. 


Hanya dalam waktu beberapa hari adik Sarah mengalami kerontokan rambut yang masif pada sebagian kepalanya. Kejadiannya cepat sekali. Efek psikologis sangat terasa pada diri adik Sarah karena sangat mempengaruhi penampilannya. Akibat penampilannya tersebut, adik Sarah selalu menjadi bahan ejekan dari teman-temannya, sehingga menyebabkannya menjadi gadis yang pemurung, rendah diri dan tertutup, bahkan di rumah sekalipun. Adik Sarah seperti mengalami beban dan tekanan yang teramat berat.

Suatu hari, badan adik Sarah mengalami panas yang cukup tinggi sehingga dibawa orangtuanya ke RS Awal Bros dan harus menjalani rawat inap selama 1 minggu. Di RS Awal Bros tersebut, penyakit adik Sarah diobservasi sehingga diperoleh diagnosa bahwa adik Sarah mengidap Alopecia Areata.

Setelah kondisi tubuhnya dinyatakan pulih, adik Sarah diperbolehkan pulang dan mulai berobat jalan. Beberapa lama berobat belum juga menghasilkan perubahan yang berarti dalam diri adik Sarah, bahkan berat badannya justru menyusut sebanyak 3 Kg selama kurun waktu 1 bulan. Dengan meminta bantuan pendampingan melalui Cahaya Foundation, akhirnya adik Sarah pun melakukan beberapa tahapan pengobatan mulai dari RSUD Kota Bekasi hingga dirujuk ke RSCM. Di RSCM, selain positif Alopecia Areata, adik Sarah dinyatakan suspect SLE (Lupus), sehingga masih harus menjalani pemeriksaan lebih panjang dan berkelanjutan. 


Selama melakukan tahapan pengobatan tersebut, adik Sarah diberi pendampingan dan konseling psikologis/motivasi secara langsung, dengan cara komunikasi melalui jaringan seluler, oleh ibu Eka Diah Purwanti, seorang pendamping pasien senior sekaligus salah seorang founder dari Cahaya Foundation, yang juga mengidap penyakit Myasthenia Gravis, salah satu jenis penyakit autoimun yang menyerang seluruh otot tubuhnya. Sedangkan pendampingan di lapangan dilakukan oleh ibu Wiwik Rahayu.

Sahabat terkasih, mari kita do’akan untuk kesembuhan adik Sarah, agar selalu diberi ketabahan dalam menghadapi penyakit yang dideritanya, dan segera diberi kesembuhan agar dia kembali mendapatkan keceriaannya seperti semula. Aamiin…
Selengkapnya

Rabu, 05 Juli 2017

LAPORAN PENDAMPINGAN PERIODE BULAN JUNI 2017

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam takzim untuk Sahabat semua, semoga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari selalu diberikan SemangArt, kelancaran dan kemudahan.
Aamiin...

Berikut kami sampaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Pasien Cahaya Foundation Periode Bulan Juni 2017 atau Ramadhan 1438 H.

Secara bersama-sama kita telah melakukan pembelaan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang layak dan berkeadilan, dengan total biaya yang tercover senilai Rp. 115.960.500,-

Pada Periode Bulan Juni 2017 atau Ramadhan 1438 H ini, sebanyak 45 kali pembelaan telah kita lakukan, yang terdiri dari 15 kali pendampingan pasien rawat jalan dan 30 kali pendampingan pasien rawat inap. Alhamdulillah selama ramadhan ini tidak ada pasien dampingan yang meninggal dunia.

Demikian penyampaian Laporan Kegiatan Cahaya Foundation Periode Bulan Juni 2017 atau Ramadhan 1438 H. Terima kasih atas segala do'a dan dukungan yang tak terhingga dari Sahabat sekalian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam takzim dari kami,
Cahaya Foundation




Selengkapnya

Sabtu, 24 Juni 2017

Selamat Idul Fitri 1438 H





Assalamu ’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Sahabat sekalian yang berbahagia,

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada malam Idul Fitri ini kita senantiasa diberi berbagai limpahan anugerah, berupa kesehatan jasmani dan rohani. Mudah-mudahan dengan anugerah Illahi tersebut kita bisa menggunakannya untuk hal yang terbaik dalam hidup ini.

Momen Idul Fitri sesungguhnya memberikan pesan universal kepada kita semua, agar senantiasa mempererat tali persahabatan dan persaudaraan antara sesama tanpa memandang identitas agama. Setiap komunitas keagamaan dituntut agar mengembangkan persahabatan sebagai wujud kesaksian dan amanah agamanya. Selanjutnya, setiap agama seyogyanya pun bisa menciptakan persahabatan dengan siapa saja selaku pengemban misi dan dakwah. Persekutuan ataupun komunitas agama akan selalu ditandai dengan spirit keramah tamahan yang membuka tangan bagi yang lain.

Idul Fitri adalah hari istimewa bagi umat Islam, yang berakar dari semangat kepedulian. Kepedulian yang diimplementasikan melalui solidaritas terhadap sesama yang lemah, miskin, dan terbelakang. Biasanya dengan mengeluarkan sebagian rezeki kita melalui jalan zakat yang biasanya diberikan sebelum puncak kemenangan itu berlangsung.

Sebagai umat Islam, kita diwajibkan menumbuhkan rasa persahabatan dan kepedulian demi membangun solidaritas kemanusiaan yang utuh dan memberikan jaminan ideal bagi terciptanya nilai-nilai kemanusiaan yang humanis-transformatif. Kepedulian tidak hanya menuntut ketajaman analisis dan solusi, melainkan yang paling penting adalah tindakan nyata atau aksi. Disamping itu, Idul Fitri tidak hanya berupa keberpihakan romantis yang ditonjolkan, tetapi juga lebih kepada tendensi empati-praktis.

Idul Fitri tidak hanya bermakna peningkatan iman kepada Sang Pencipta, lebih daripada itu, ia mengandung spirit keagamaan untuk membangun solidaritas kemanusiaan kepada sesama. Peningkatan keimanan yang tidak terbatas hanya pada hubungan kita kepada Tuhan, melainkan tumbuhnya kesalehan sosial yang teraktualisasi dalam realitas kehidupan.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1438 H, Taqabbalallahu Minna Wa Minkum, semoga amal ibadah puasa kita dan ibadah lainnya diterima Allah SWT.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.
Selengkapnya

Selasa, 20 Juni 2017

Ramadhan Berbagi Bersama Yatim Dhuafa


"Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini", kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya", demikian hadits yang tertuang dalam riwayat shahih Imam Bukhari tentang balasan bagi orang yang mencintai anak yatim.

Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata : "Isyarat ini cukup untuk menegaskan kedekatan kedudukan pemberi santunan kepada anak yatim dan kedudukan Nabi, karena tidak ada jari yang memisahkan jari telunjuk dengan jari tengah". Hadits yang agung ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim, sehingga Imam Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.

Berkaitan dengan sabda Radulullah SAW tersebut, di Bulan Ramadhan yang mulia ini, Jamaah Mushala Al Barokah dan Karang Taruna Harapan Baru, Kota Bekasi, Bersama Cahaya Foundation berkesempatan mengadakan santunan untuk Yatim dan Dhuafa di Kampung Teluk Buyung, Bekasi Utara, Senin (19/6/2017). Santunan Yatim dan Dhuafa ini merupakan kegiatan rutin jamaah Mushala Al Barokah setiap Bulan Ramadhan setiap tahunnya.

Santunan Ramadhan Jamaah Mushala Al Barokah dan Karang Taruna Harapan Baru kali ini mengambil sasaran di Kampung Teluk Buyung, Bekasi Utara, dikarenakan wilayah tersebut merupakan wilayah yang paling padat penduduk, daerah marginal, disamping tingkat penghasilan rata-rata warganya termasuk kategori yang paling minim dibanding penghasilan rata-rata warga lainnya di Kota Bekasi.

Kegiatan ini adalah bagian dari program kerjasama Jamaah Mushala Al Barokah dan Karang Taruna Harapan Baru dengan Cahaya Foundation, yang merupakan salah satu langkah program pemberdayaan atau donasi zakat, infaq dan sedekah yang terhimpun dari para Jamaah Mushala Al Barokah dan Karang Taruna Harapan Baru. Selain program santunan ada juga beberapa program yang sifatnya berkelanjutan, seperti program kesehatan dan pendidikan.
Selengkapnya

Senin, 19 Juni 2017

Tumor Di Kepala Ibu Yati


Ibu Yati binti Adim, 51 tahun, adalah warga Bojongmenteng, Rawalumbu, Kota Bekasi. Dia se-keluarga tinggal di sebuah rumah petakan dengan sistem sewa bulanan. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, pak Lacan, suaminya, bekerja sebagai buruh serabutan. Keluarga ibu Yati ini merupakan salah satu contoh kasus pasien tidak mampu yang tidak memiliki jaminan kesehatan sama sekali. Disamping karena ketidakpahaman mereka tentang manfaat dari jaminan kesehatan, juga karena tidak sampainya informasi kepada mereka yang menyebabkan mereka tidak mengerti bagaimana cara untuk mendapatkan jaminan kesehatan tersebut secara cuma-cuma dari pemerintah. 

"Selama ini dia sering mengeluh pusing, dan 2 hari ini cuma terbaring sakit di kamar. Saya inisiatif telpon Cahaya karena di hari ke-2 kondisinya tidak sadar", tutur ibu RW saat Tim Pendamping Pasien Cahaya tiba di rumah ibu Yati untuk melakukan evakuasi terhadap pasien dampingan tersebut pada hari Kamis pagi (9/6/2017). 

Ditemani ibu RW dan keluarganya, segera ibu Yati dilarikan ke RS Rawalumbu, sebuah Rumah Sakit yang paling dekat dengan tempat kediaman pasien. Beruntung ada ruang ICU kosong yang bisa segera diisi. Oleh tim medis, ibu Yati segera ditangani, dan saat itu juga segera dilakukan pemindaian dengan menggunakan alat CT Scan untuk mendapatkan pencitraan yang akurat terhadap kondisi kepalanya, serta menetapkan diagnosis atas penyakit yang dideritanya. 

Berdasarkan hasil CT Scan, oleh tim medis disimpulkan bahwa ibu Yati menderita tumor otak. Dikarenakan ibu Yati tidak memiliki jaminan apapun, maka pada saat itu juga Tim Pendamping Pasien Cahaya segera bergerak melakukan proses pengurusan jaminan kesehatannya. 

Selama 4 malam ibu Yati dirawat di ICU RS Rawalumbu. Akan tetapi, karena RS Rawalumbu tidak memiliki dokter spesialis syaraf, maka pasien terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit lain yang memiliki spesialis syaraf. Tim Pendamping Pasien bergerak menghubungi beberapa Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialisasi syaraf. Beruntung, RS Hermina Bekasi Barat memiliki dokter spesialisasi syaraf, disamping ada ruang ICU yang juga kosong untuk dapat segera diisi. 

Setelah selesai dibuatkan rujukan dari RS Rawalumbu untuk RS Hermina Bekasi Barat pada Rabu malam (14/6/2017), akhirnya ibu Yati bisa dipindahkan pada Kamis dinihari (15/6/2017). Setiba di RS Hermina Bekasi Barat, Ibu Yati segera mendapat penanganan medis. Kembali dilakukan tindakan CT Scan yang lebih mendalam, melakukan berbagai observasi, sekaligus melakukan perawatan untuk memulihkan stabilitas tubuhnya. Kamis pagi harinya, kembali diupayakan pengurusan jaminan kesehatan ibu Yati untuk RS Hermina Bekasi Barat.

Sahabat sekalian, mari kita tengadahkan tangan, menundukkan kepala, seraya mengirimkan do'a-do'a yang terbaik yang kita miliki ke langit, memohon kesembuhan untuk ibu Yati agar kondisinya cepat stabil, agar segera bisa dilakukan tindakan operasi baginya, agar segera dipulihkan kesehatannya, dan agar dapat berkumpul kembali bersama keluarganya tercinta. Tak lupa, teriring ucap terima kasih kami kepada sahabat sekalian atas segala dukungan yang tak terhingga selama ini kepada Cahaya. 

Salam takzim dari kami, 
Cahaya Foundation

Selengkapnya