Minggu, 07 Januari 2018

Dari Cibarusah ke RS Jantung Harapan Kita (Pendampingan Dede Hade, Bayi 10 Bulan Penderita Jantung Bocor)


JAKARTA -- Semua orangtua pasti menginginkan buah hati, yang merupakan darah daging kesayangan, lahir dan tumbuh berkembang dalam keadaan sehat dan normal, tak kurang suatu apa pun. Sejak awal berada dalam kandungan selalu dijaga dan dirawat dengan baik. Berbagai vitamin dan asupan gizi terbaik bagi sang ibu pun diberikan dalam porsi lebih sempurna dibanding kondisi saat tidak hamil.

Begitu pula dengan pasangan Hans Nurdiansyah dan Yuliani yang tinggal di Cibarusah, nun di sudut sebelah selatan Kabupaten Bekasi ini. Hans bekerja sebagai karyawan pada salah satu perusahaan swasta di sebuah kawasan industri di bilangan Cikarang, Kabupaten Bekasi, sedangkan istrinya Yuliani mengurus rumah tangga dan anak pertama mereka. Saat kehamilan anak yang kedua memasuki usia 8 bulan, Yuliani yang mengidap salah satu jenis penyakit autoimun yang bernama Myasthenia Gravis ini, mengalami krisis miastenik, yaitu kondisi dimana pasien Myasthenia Gravis mengalami sesak nafas yang disertai batuk dan flu. Dokter RSUP Hasan Sadikin Bandung yang selama ini menanganinya, memeriksa kondisi kandungannya dan menyarankan untuk segera melahirkan secara caesar, karena dikhawatirkan akan mengalami resiko yang buruk terhadap ibu dan janin. 

Pada 20 Maret 2017, lahirlah anak kedua mereka, laki-laki, dengan panjang 47 Cm dan berat badan 2,25 Kg, diberi nama Ahmad Sulaiman Hade. Dede Hade, demikian anak kedua mereka itu dipanggil, lahir dalam keadaan kuning. Pasca melahirkan, sang ibu harus dirawat di ruang ICU selama 5 hari, terpisah dengan Dede Hade. selang 5 hari kemudian barulah Dede Hade bertemu dengan ibunya.

Saat Dede Hade kontrol untuk pertama kalinya, dokter menyatakan bahwa Dede Hade mengalami kelainan pada jantungnya. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dr. Rahmat Budi Sp.A(K) yang menangani Dede Hade menyatakan bahwa ia mengalami Ventricular Septal Defect, yang dalam bahasa medis biasa disingkat dengan VSD, atau bahasa awamnya disebut kebocoran bilik jantung. VSD merupakan kelainan jantung bawaan berupa lubang di dinding pemisah (septum) antara bilik kanan dan bilik kiri jantung. Pada kebanyakan kasus, VSD muncul di bagian bawah katup aorta. Katup ini berfungsi mengontrol aliran darah dari bilik kiri ke pembuluh darah arteri utama dalam tubuh, yaitu aorta.

VSD menyebabkan darah yang kaya oksigen tidak dipompa ke seluruh tubuh, melainkan masuk kembali ke paru-paru. Akibatnya, kerja jantung menjadi lebih berat. Kelainan anatomi jantung ini pada umumnya merupakan kelainan bawaan yang didapat sejak lahir. Jika berukuran kecil, VSD dapat menutup dengan sendirinya setelah beberapa waktu. Namun jika berukuran besar, lubang ini harus ditutup melalui operasi.

Dalam kondisi normal, darah dipompa dari jantung bagian kanan menuju ke paru-paru untuk mendapatkan oksigen, dan masuk kembali ke jantung bagian kiri. Kemudian jantung bagian kiri bertugas memompa darah yang kaya oksigen tersebut ke seluruh tubuh. Adanya defek septum ventrikel menyebabkan darah dari bilik kiri jantung yang kaya oksigen bercampur dengan darah di bilik kanan jantung yang belum teroksigenisasi. Hal ini memaksa jantung, baik bagian kanan maupun bagian kiri, untuk bekerja lebih keras.

Pada kasus Dede Hade ini, terdapat 2 buah lubang berukuran sekitar 2 milimeter pada jantungnya, dan oleh dokter disarankan untuk dilakukan tindakan bedah, akan tetapi tidak bisa dilakukan di RSUP Hasan Sadikin Bandung, dikarenakan ada beberapa keterbatasan, yang kemudian Dede Hade dirujuk ke RS Jantung Harapan Kita Jakarta. Dikarenakan peraturan BPJS mengharuskan mekanisme rujukan berjenjang, maka Dede Hade dibawa terlebih dahulu ke RSUD Kota Bekasi untuk dimintakan rujukan. 

Rabu 3 Januari 2018, setelah sebelumnya pihak keluarga meminta pendampingan, Dede Hade diantar oleh Cahaya Foundation untuk berobat ke RS Jantung Harapan Kita, bertemu dengan dr. Poppy Surwianti Roebiono Sp.JP(K)FIHA dan melakukan serangkaian pemeriksaan, yang meliputi EKG, Rontgen dan ECHO. Dr. Poppy menyatakan hal yang sama dengan dr. Rahmat, akan tetapi dinyatakan bahwa untuk penyakit Dede Hade belum dapat dilakukan tindakan operasi. Diharapkan selama pertumbuhan Dede Hade lubang di jantung bisa menutup dengan sendirinya. Dr. Poppy mengatakan bahwa beliau akan diskusi dengan team terlebih dahulu, dan selama menunggu hasil diskusi, Dede Hade diminta untuk kontrol kembali pada bulan Mei 2018 nanti.

#CahayaFoundation #Pendampingan #Advokasi #CareGivers #Pasien #Bayi #Jantung #Bekasi #Jakarta #JaBoDeTaBek #Indonesia


EmoticonEmoticon