Sabtu, 21 Oktober 2017

Berbagi Bahagia Bersama Janda Dhuafa

Berbagi Bahagia Bersama Janda Dhuafa

BEKASI TIMUR -- Semua perempuan pasti ingin terpenuhi semua kebutuhan hidupnya, minimal, pemenuhan hajat dasar kebutuhan hidup tercukupi. Apalagi jika seorang suami, sebagai kepala keluarga, yang bertanggung jawab dalam hal pemenuhan kebutuhan tersebut, masih ada dalam keluarga. Dengan adanya kepala keluarga, kekhawatiran yang mendasar mengenai masalah sosial dan ekonomi bisa tertutupi. Namun, tentunya hal tersebut tidak terjadi bagi semua orang. Banyak perempuan yang terpaksa harus berjuang ekstra keras untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi diri sendiri dan anak-anaknya, yaitu kaum janda.

Sabtu (21/10), Cahaya Foundation, dibantu Rumah Pelangi dan PS Cinong Babelan Bekasi, mengadakan acara santunan bagi 25 orang janda dhuafa dengan tema “#BerbagiBahagia”. Dalam acara yang bertempat di Kantor Cahaya Foundation, Jl. Bandung Kav 2A No. 1B, Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, hadir 25 orang janda dhuafa yang telah disurvey dan dipilih oleh para relawan dari Rumah Pelangi dan PS Cinong Babelan Bekasi, yang kemudian juga menyediakan diri untuk melayani menjemput dan mengantar mereka satu per satu dari dan ke rumah mereka masing-masing.

Salah seorang Pembina Cahaya Foundation, Nurul Wijayati mengatakan, pemberian santunan diberikan secara langsung ke tangan yang berhak dan layak menerimanya. Selain 25 bingkisan barang kebutuhan pokok yang diberikan, sebanyak 50 bingkisan dalam bentuk lainnya, setiap hari Jum'at akan diberikan langsung kepada para dhuafa di rumah mereka. Perempuan yang memakai kerudung bermotif dan mengenakan rompi khas Cahaya Foundation berwarna merah biru ini, juga menyampaikan, janda-janda tersebut bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi. Dekat dengan Kantor Cahaya Foundation.

Cahaya Foundation merencanakan, santunan dapat selalu diberikan secara berkelanjutan dengan sasaran yang berbeda-beda setiap kali ada titipan dari para donatur yang berkenan menyisihkan sebagian rizki terbaiknya. Mengenai alasan mengapa saat ini acara dilaksanakan di Kantor Cahaya Foundation, Nurul mengatakan, dikarenakan lokasinya sudah sangat dikenal dan mudah diakses dari manapun. 

Meski acara itu terkesan tiba-tiba dan direncanakan secara mendadak, pada dasarnya Cahaya  Foundation ingin membantu meringankan beban hidup sehari-hari para janda dhuafa. “Kami ingin membuat mereka bahagia, walaupun sekecil apapun bentuknya,” ujar Nurul. Ia juga mengatakan, salah satu tujuan dilaksanakannya acara ini adalah agar mereka lebih kuat menjalani hidup dengan adanya kepedulian dari kita semua. 

Berbagi Bahagia Bersama Janda Dhuafa

Adapun cara mewujudkan tujuan tersebut dalam acara ini adalah dengan memberikan sesi motivasi dan bantuan. Isi santunan yang diberikan adalah bahan-bahan kebutuhan pokok selama satu bulan. 

Nurul, dibantu Eka Diah Purwanti, Kepala Divisi Kesehatan Cahaya Foundation, menyemangati para janda dhuafa yang ada pada saat itu untuk tetap bangga dengan kondisi mereka dan terus berjuang menghidupi anak cucu. Selain itu, Eka memberi semangat para tamu istimewa itu dengan “sugesti”, “Jangan malu dan minder menjadi janda, karena hal itu bukanlah kehendak kita, tapi juga jangan lama-lama jadi dhuafa. Ayo kita bangkit dengan segala kemampuan yang kita punya dan upaya yang kita bisa. Saya aja yang penyakitan begini masih bisa berbuat untuk orang lain, saya yakin ibu-ibu disini pasti lebih hebat dari saya.” Selain itu, Eka juga menyampaikan pentingnya untuk tetap berjuang dan tidak menghiraukan nyinyiran sebagian masyarakat yang meremehkan status janda.

Seusai acara motivasi, Nurul dan Jamal, Guru Besar PS Cinong Babelan Bekasi, menyerahkan bingkisan secara simbolis kepada dua orang janda sebagai perwakilan. Selanjutnya para relawan dari Rumah Pelangi dan PS Cinong Babelan Bekasi menyerahkan semua bingkisan kepada para janda dhuafa yang diundang tersebut.

Pada kesempatan lain, Direktur Eksekutif Cahaya Foundation, Eko Prasetyo, menyatakan sangat bahagia kedatangan tamu para janda dhuafa yang telah disurvey dan dipilih untuk menerima santunan, dan berharap mereka dapat terus tersenyum. 

Salah seorang peserta acara, Manih (51 tahun), adalah salah seorang warga binaan yang suaminya merupakan pasien dampingan Cahaya Foundation dan belum lama meninggal karena penyakit yang diidapnya. Ia bersyukur bisa diundang dalam kegiatan ini. “Saya senang sekali, bahagia sekali ada orang yang mau peduli dan memperhatikan saya,” ujarnya. 

#CahayaFoundation #BerbagiBahagia #janda #mandiri #dhuafa #Bekasi

Sumber:
http://singkapbekasi.com/
http://www.wajahbekasi.com/
http://www.redaksibekasi.com/
http://www.bekasitoday.com/
Selengkapnya

Sabtu, 14 Oktober 2017

Layanan Kesehatan Gratis Cahaya Foundation - RS Mekarsari Bekasi

BEKASI UTARA -- Rumah Sakit Mekarsari Bekasi bekerjasama dengan Cahaya Foundation, yang selama ini secara swadaya berinisiatif dan berperan aktif membantu program pemerintah dalam bidang kesehatan, melakukan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) Kota Bekasi, dan bakti sosial layanan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma.

"Kita ingin menginformasikan bahwa program JKN adalah program pemerintah pusat, dan program KS-NIK merupakan program Pemerintah Kota Bekasi. Semua program ini tanggung jawab kita bersama sebagai stake holder untuk menyampaikannya," kata Fitri Septividya Sari, selaku humas RS Mekarsari Bekasi, Sabtu (14/10).


Pada sosialisasi dan bakti sosial dengan tema "Berbagi Cinta Bersama" di RT 001 - 005 RW 07, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi ini, masyarakat berkeluh kesah mengenai layanan JKN dan menanyakan prosedur untuk mendapatkan KS-NIK Kota Bekasi.

Kepala Divisi Program Kesehatan Cahaya Foundation, Eka Diah Purwanti, menjelaskan mengenai regulasi, pelayanan yang didapat, dan status kartu peserta JKN. Juga menginformasikan mengenai tatacara mendapatkan KS-NIK dari Pemerintah Kota Bekasi.

Ia menyampaikan, "Apabila pada prakteknya terdapat kendala yang sekiranya masyarakat kurang paham atau agak kesulitan untuk mendapatkannya, maka Relawan Pendamping Cahaya Faundation bersedia memberikan advokasi."

"Untuk itu, peran aktif masyarakat untuk mendapatkannya sangat diharapkan karena jaminan kesehatan tersebut merupakan hak setiap warganegara, dan masyarakat Marga Mulya bisa menghubungi Cahaya Foundation bila mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Nanti bapak-bapak dan ibu-ibu akan diarahkan bila mengalami kesulitan, atau bisa diberikan pendampingan," imbuhnya.

Seluruh masyarakat yang diundang dan hadir dalam sosialisasi tersebut terdiri dari masyarakat setempat dan para Ketua RT hingga Ketua RW sebagai tokoh masyarakat, agar mengetahui tentang layanan JKN dan KS-NIK serta prosedur dan tatacara berobat ke RS Mekarsari Bekasi.

"Ini yang diundang semua masyarakat, serta RT dan RW sebagai tokoh masyarakat setempat, mudah-mudahan semua informasi tersampaikan secara efektif. Selain itu kita juga melakukan bakti sosial pengecekan kesehatan secara langsung dan gratis. Kurang lebih sekitar 130-an warga yang hadir dalam sosialisasi dan melakukan pemeriksaan kesehatan gratis," tutur Sugeng, bagian marketing RS Mekarsari Bekasi.

"Kegiatan ini merupakan kegiatan perdana yang dilakukan oleh RS Mekarsari Bekasi dan Cahaya Foundation terkait sosialisasi JKN dan KS-NIK Kota Bekasi, dan setiap bulannya kita akan adakan kegiatan serupa di wilayah-wilayah lainnya. Kita sosialisasikan secara bertahap di berbagai wilayah, yang disesuaikan dengan lokasi rumah sakit yang bersedia bekerjasama untuk membantu masyarakat sekitar. Biasanya sekitar radius 5 KM dari rumah sakit tersebut. Artinya sosialisasi ini silahkan disebarluaskan kepada masyarakat luas lainnya," papar Eko Prasetyo, Direktur Eksekutif Cahaya Foundation.

Eko menyampaikan, inti dari sosialisasi ini agar masyarakat yang belum membuat JKN dan/atau KS-NIK agar segera mendaftar, karena manfaatnya untuk diri sendiri dan keluarga. Diharapkan masyarakat mampu mengetahui informasi mengenai JKN dan/atau KS-NIK, kemudian mengikuti perkembangan informasi terkini tentangnya.

"Masyarakat tahu tentang JKN dan/atau KS-NIK, dan langsung menyebarkannya langsung kepada lingkungan sekitarnya," harapnya.

Pak Nanang, yang mewakili direksi RS Mekarsari Bekasi menambahkan, "Kami percayakan kegiatan sosialisasi dan layanan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma ini kepada Cahaya Foundation sebagai operator kegiatan di lapangan. Mereka yang paham lah hal-hal teknis di lapangan seperti ini. Dan betul, secara sinergi kita akan mengadakan kegiatan serupa atau program-program lainnya secara rutin setiap bulannya, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi, baik di lapangan, di pihak Cahaya Foundation, maupun di RS Mekarsari Bekasi sendiri."


Pada kesempatan tersebut, dr. Zaki, bagian promosi RS Mekarsari Bekasi yang turut dalam kegiatan tersebut, memberikan uraian tentang berbagai jenis penyakit yang rentan berkembang di lingkungan masyarakat yang tinggal di pemukiman padat penduduk, dan memberikan langkah praktis pertolongan pertama untuk mengantisipasinya.

"Nanti kalau mau berobat ke RS Mekarsari Bekasi, bapak ibu bisa menghubungi pak Sugeng di bagian marketing, atau apabila ada kendala dalam penjaminannya silahkan hubungi Cahaya Foundation," katanya.

Acara ditutup dengan bakti sosial layanan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma bagi masyarakat yang hadir pada kegiatan sosialisasi tersebut.


Sunber: ⁠⁠⁠⁠http://koransidak.co.id/2017/10/14/rs-mekarsari-dan-cahaya-foundation-sosialisasi-jkn-ks-nik-di-bekasi-utara/
Selengkapnya

Senin, 02 Oktober 2017

LAPORAN PENDAMPINGAN PASIEN PERIODE BULAN SEPTEMBER 2017

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam takzim untuk Sahabat semua, semoga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari selalu diberikan SemangArt, kelancaran dan kemudahan.
Aamiin...

Berikut kami sampaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Pasien untuk Periode Bulan September 2017 yang secara bersama-sama kita telah melakukan pembelaan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang layak dan berkeadilan, dengan total manfaat yang tercover senilai Rp. 362.413.000,-

Pada Periode Bulan September 2017 ini, sebanyak 45 kali pembelaan telah kita lakukan, yang terdiri dari 38 kali pendampingan pasien rawat jalan dan 7 kali pendampingan pasien rawat inap, yang mana tidak ada pasien dampingan yang meninggal dunia.

Demikian penyampaian Laporan Kegiatan Periode Bulan September 2017. Terima kasih atas segala do'a dan dukungan yang tak terhingga dari Sahabat sekalian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.






Selengkapnya

Selasa, 05 September 2017

LAPORAN PENDAMPINGAN PASIEN PERIODE BULAN AGUSTUS 2017

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam takzim untuk Sahabat semua, semoga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari selalu diberikan SemangArt, kelancaran dan kemudahan.
Aamiin...

Agar kegiatan kita ini bisa memberi manfaat yang lebih luas, bukan hanya mencakup wilayah Bekasi Raya saja, tapi juga wilayah lainnya, kami sampaikan bahwa terhitung sejak Bulan Agustus 2017, Cahaya Foundation resmi bersinergi dengan Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI), dan telah melakukan kegiatan pendampingan untuk wilayah Bandung Raya dan Kota Depok, dengan fasilitas Rumah Singgah untuk Pasien Dampingan di Kota Depok dan persiapan fasilitas Rumah Singgah untuk Pasien Dampingan di wilayah Bandung Raya.  

Berikut kami sampaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Pasien untuk Periode Bulan Agustus 2017 yang secara bersama-sama kita telah melakukan pembelaan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang layak dan berkeadilan, dengan total manfaat yang tercover senilai Rp. 756.504.000,-

Pada Periode Bulan Agustus 2017 ini, sebanyak 82 kali pembelaan telah kita lakukan, yang terdiri dari 68 kali pendampingan pasien rawat jalan dan 14 kali pendampingan pasien rawat inap, yang mana 1 orang pasien dampingan rawat jalan dan 1 orang pasien dampingan rawat inap meninggal dunia.

Demikian penyampaian Laporan Kegiatan Periode Bulan Agustus 2017. Terima kasih atas segala do'a dan dukungan yang tak terhingga dari Sahabat sekalian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.








Selengkapnya

Senin, 21 Agustus 2017

Duka Cita Atas Berpulangnya Pak Kurdi

Cahaya Foundation turut merasakan duka cita yang mendalam atas berpulangnya bapak Drs. Muhammad Kurdi, Pendiri, Pembina dan Penasehat Perkumpulan Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia pada hari Senin (21/8) pagi tadi. 
Al Fatihah dan do'a terbaik untuk beliau yang telah mendahului.

==============================

Duka Cita Atas Berpulangnya Pak Kurdi

Depok – Cuaca pagi itu cukup cerah seperti biasanya. Matahari menampakkan kilaunya dengan gagah perkasa. Dari ranting-ranting pucuk pepohonan, terdengar sayup burung-burung yang bersenda gurau bersahutan sambil menari riang. Anak-anak berseragam putih merah, putih biru dan putih abu-abu dengan penuh semangat berjalan tegap menyongsong harapan dan masa depan. Laki-laki dan perempuan dewasa tergopoh-gopoh berkejaran dengan waktu demi mengumpulkan sesuap nasi untuk dibawa pulang dan dinikmati bersama keluarga. Tak ada firasat apa pun yang dirasakan. Semua terasa serba biasa seperti hari-hari sebelumnya.

Tiba-tiba, kabut pekat menyelimuti Bandung seketika. Kabar duka datang dari Caregivers Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang ada disana. Tercekat kerongkongan seakan-akan tidak percaya. Bergemuruh sesak di dada seolah-olah ada batu besar yang menimpa. Kebas seluruh jemari tangan dan kaki seperti mati rasa. Dikabarkan, bahwa Drs. Muhammad Kurdi, 77 tahun, Pejuang Myasthenia Gravis dari Bandung, salah seorang Pendiri, Pembina dan Dewan Penasehat yang paling senior di Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) telah dipanggil pulang ke haribaan Sang Pemilik Jiwa, pada Senin pagi (21/8) ini. Pejuang Myasthenia Gravis yang gagah dan hebat itu telah mendahului kita semua. Tanpa pesan apa pun ternampak dari bibirnya kecuali sekilas senyum yang tersungging dengan teramat tulus dan ikhlas.

Pak Kurdi, demikian sosok paling senior di kalangan Pejuang Myasthenia Gravis ini biasa dipanggil, berjuang melawan Myasthenia Gravis yang betah bersemayam di dalam tubuhnya sehingga menjadi bersahabat dengannya sejak pertengahan tahun 2015 lalu, dengan riwayat sebelumnya alergi debu dan flu. Selama 1 bulan terakhir ini beliau menjalani rawat inap di RS Al Islam, Bandung, dengan kondisi ditrakeastomi untuk membantu pernapasannya. Selama masa rawat inap tersebut, pak Kurdi menjalani kontrol pengobatannya ke RS Hasan Sadikin Bandung. Selain Myasthenia Gravis yang telah bermukim lama di tubuhnya, 3 bulan yang lalu pak Kurdi baru saja menjalani operasi Prostat dan mengalami kelebihan slem pada tenggorokannya.


Selama masa sehatnya, pak Kurdi termasuk orang yang paling aktif dan bersemangat dalam memberikan pendampingan pendampingan dan motivasi bagi Pejuang Myasthenia Gravis yang lain. Usia tuanya tak akan pernah mampu mengalahkan semangatnya. Kegigihan perjuangannya selalu menginspirasi siapa pun yang mengenalnya. Sering kali beliau kunjungan ke Rumah Sakit untuk memberikan semangat bagi saudara-saudara MGers yang lain. Kehadiran sosoknya dalam setiap pendampingan selalu membawa kesejukan dan ruh baru.


Kini, di Senin pagi ini, dan di hari-hari nanti, pak Kurdi sudah tidak bersama-sama kita lagi. Tidak akan pernah ada lagi sosoknya keluar masuk Rumah Sakit untuk sekedar ber"say hello" dengan suaranya yang begitu teduh dan selalu memberi penguatan kepada saudara-saudara kita yang sedang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Allah SWT lebih sayang padanya sehingga memanggilnya mendahului kita semua. Namun, kehadirannya menjadi teladan bagi kita. Sosoknya memberi warna dan contoh bagi kita untuk selalu bersemangat dalam menjalani hidup dan kehidupan, dan memberi arti dan manfaat bagi orang lain.

Selamat jalan pak Kurdi, semoga engkau bahagia disana. Kepedulian dan perhatianmu terhadap sesama sedemikian tak terhingga. Ajaran kebaikan telah engkau wariskan. Berjuta kenangan manis telah engkau torehkan untuk kami lanjutkan. Semua amal baikmu itu yang menghantarkanmu untuk sampai kepadaNYA. Sambil tertunduk mengenang semua kebaikanmu, kami kirimkan Al Fatihah kepadamu seraya mungucap do'a...

Allohummaghfirlahu, warhamhu, wa aafihi, wa'fuanhu.  

(Sumber: http://www.pejuangmgi.org/2017/08/pak-kurdi-telah-berpulang.html)
Selengkapnya

Minggu, 20 Agustus 2017

Pendampingan Pak Mursidik


Pak Mursidik, 70 Tahun, warga Teluk Buyung, Marga Mulya, Kota Bekasi, sebelumnya pernah bekerja sebagai pengemudi di sebuah perusahaan swasta di Tangerang. 

3 tahun yang lalu, pak Mursidik pernah mengalami benjolan di perut, dan pernah dilakukan tindakan operasi di RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi. Pasca operasi, ternyata luka bekas operasinya memerah. Diduga sebelum dilakukan tindakan operasi, jaringan tubuhnya sudah dalam keadaan kurang baik. Pernah dilakukan tindakan injeksi sebanyak 2 kali, tapi tidak ada perubahan, justru bekas operasinya semakin memerah dan mengeluarkan cairan. Setelah beberapa kali bolak balik berobat, dan keluarga melakukan rembukan secara internal, akhirnya diputuskan untuk menghentikan pengobatan.

Pada Mei 2017, sebelum ramadhan, pak Mursidik kembali merasakan sakit pada pinggang dan kedua kakinya. Berjalan pun harus menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk berjalan.

Pada bulan Juni 2017, pak Mursidik mulai merasakan lemah di sekujur kakinya, sudah tidak sanggup berdiri menopang tubuhnya, dan akhirnya tidak bisa bangun sama sekali, hanya tergolek lemah di pembaringan. 

Karena kondisi pak Mursidik semakin memburuk, awal Agustus 2017, barulah istri pak Mursidik menghubungi Cahaya Foundation, untuk minta pendampingan pengobatan. 



Segera dilakukan koordinasi antara Caregivers Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) dan Relawan Pendamping Cahaya Foundation untuk mengevakuasi pak Mursidik ke Rumah Sakit dan pengurusan penjaminannya. Sesaat, di hari itu juga, pak Mursidik diberi pendampingan ke RS Anna Medika Bekasi. Beberapa saat pak Mursidik ditangani oleh paramedis RS Anna Medika Bekasi, akan tetapi, karena Rumah Sakit tersebut merasa kekurangan peralatan yang memadai, pak Mursidik dirujuk ke RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi. 

Setiba RSUD dr. Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi, pak Mursidik segera ditangani secara intensif, dan dilakukan berbagai pemeriksaan. Dokter menduga pak Mursidik menderita penyakit Tb Tulang dan Tb Paru, dan diharuskan menjalani rawat inap dalam rangka penanganan penyakitnya. Tapi, Allah SWT berkehendak lain. Tak lama menjalani perawatan di Rumah Sakit, di Minggu pagi ini, tepat pukul 06.18 WIB, pak Mursidik dipanggil Allah SWT. Innalillahi wainnailaihi rojiuun…

Sahabat sekalian, segala upaya telah kita tempuh, pihak paramedis pun telah melakukan perawatan dengan baik, akan tetapi Allah SWT lebih sayang kepada pak Mursidik sehingga secepat itu memanggil beliau. Terima kasih atas segala limpahan do’a, sepenuh empati, rasa peduli, dan dukungan tak terhingga dari sahabat semua, semoga pak Mursidik diampuni segala dosanya, diterima semua amal baiknya, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran. 

Salam takzim dari kami, 
Relawan Pendamping Cahaya Foundation dan Caregivers PMGI

Selengkapnya

Sabtu, 05 Agustus 2017

Kisah Tentang Myasthenia Gravis Pada Rindayani

Waktu SMA Kelas 2, di tahun 1999, merupakan awal mula perkenalan Rindayani, 37 tahun, warga Tambun Selatan - Kabupaten Bekasi, dengan Myasthenia Gravis, salah satu jenis penyakit autoimun kronis yang menyerang otot. Saat itu ia merasakan reaksi di tubuhnya yang sangat ekstrim, yaitu; badan mudah sekali lelah saat menulis, dan punggung kerap terasa berat. Saat itu ia tidak tahu bahwa gejala yang dirasakannya itu merupakan salah satu gejala Myasthenia Gravis. 

Masa-masa kuliah, di tahun 2003, Myasthenia Gravis yang sudah bersenyawa di dalam tubuhnya mulai menunjukkan kecentilannya. Kelelahan yang dirasakannya semakin menjadi. Selain itu ia sulit sekali untuk fokus kepada hal yang sedang dikerjakannya. Juga ia sering sekali seketika terjatuh tanpa sebab, tapi ia mudah pula bangkit kembali. 

Puncaknya, di tahun 2008, Rindayani terjatuh akan tetapi ternyata sulit untuk berdiri kembali. Saat itu akhirnya diputuskan untuk berobat ke RS Hasan Sadikin Bandung. Setelah pengobatan berjalan 5 bulan, Rindayani didiagnosa menderita Myasthenia Gravis. Selama dalam masa rawat inap tersebut, ia mengalami kelumpuhan total, seluruh anggota tubuhnya tidak bisa digerakkan sama sekali. Dokter yang merawat menduga kemungkinan ada penyakit penyerta yang lain, selain Myasthenia Gravis yang diidapnya. Selama itu pula ia sempat diberikan tindakan plasmapharesis sebanyak 3 kali, namun tidak ada perubahan yang berarti terhadap kondisi tubuhnya. Akhirnya pihak keluarga pasrah, dan memutuskan untuk pulang paksa.

Praktis selama kurun waktu sejak tahun 2008, sepulangnya dari pengobatan di RS Hasan Sadikin itu, Rindayani mengalami kelumpuhan total. Tangan dan kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan. Bahkan matanya pun tidak bisa terbuka. Cuma alat pendengarannya saja yang masih bisa mendengar berbagai suara di sekitar tubuhnya.

Tahun 2013 terjadi mukjizat, sedikit demi sedikit, perlahan-lahan, kedua kelopak mata Rindayani mulai membuka. Kedua tangan dan kakinya pun perlahan-lahan mulai bisa digerakkan, hanya saja ia masih belum bisa berdiri. 

Setelah semakin jelas perkembangan kondisi umum tubuhnya semakin membaik, setahun kemudian, di tahun 2014, kembali Rindayani mulai berobat. Rumah Sakit yang dituju saat itu ke RSCM, yang memiliki fasilitas dan peralatan untuk pengujian terhadap penyakit autoimun yang paling lengkap se Asia Tenggara. Saat itu dilakukan pemeriksaan Elektromiografi (EMG), yaitu sebuah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi saraf dan otot dengan cara merekam aktivitas listrik yang dihasilkan oleh otot skeletal. Ini merupakan tes penting yang digunakan untuk mendiagnosis kelainan otot dan saraf, namun juga tidak ada perubahan yang berarti. Dokter sempat mendiagnosa bahwa Rindayani menderita Gangguan Psikomatik dikarenakan kedua orangtuanya yang sudah meninggal dunia. Gangguan Psikosomatik, adalah suatu bentuk kecemasan yang berlebihan terhadap kondisi tubuh, Akhirnya pengobatan terhenti karena satu dan lain hal. 

Pada bulan Juli 2017 ini, berdasarkan informasi dari PMGI, Rindayani menghubungi Cahaya Foundation untuk memberikan pendampingan terhadap dirinya, untuk kembali berobat ke RSCM. Cahaya Foundation bersinergi dengan Caregivers PMGI, bersama-sama memberikan pendampingan bagi Rindayani. Untuk kali ke-2 kontrol ke RSCM ini, dokter mengarahkan untuk pemeriksaan Lumbar Puncture (LP) dengan cara “menusuk” daerah lumbar tulang belakang, untuk mengumpulkan sampel cairan serebrospinal guna pemeriksaan cairan otak. 




Diprediksi, pendampingan untuk Rindayani akan berjalan secara marathon dan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk itu, kami mohon do’a dari sahabat semua agar tugas ini dapat berjalan dengan lancar dan selalu diberi kemudahan, sehingga Cahaya Foundation dan PMGI, selalu dapat memberikan pendampingan bagi siapa pun yang membutuhkan. Mohon do’anya juga agar Rindayani sesegera mungkin diberi kesembuhan dari penyakitnya dan disehatkan seluruh jiwa dan raganya. Aamiin….  

Terima kasih atas segala limpahan do’a, sepenuh rasa empati, kepedulian yang tak terperi, dan dukungan yang tak terkira dari sahabat semua.

Salam takzim dari kami, 
Cahaya Foundation 
              & 
Caregivers PMGI

Selengkapnya

Selasa, 01 Agustus 2017

Pendampingan Oma Wirdah

Hajjah Wirdah, atau lebih suka dipanggil dengan Oma Wirdah, 64 tahun, adalah penderita Myasthenia Gravis (MG), yaitu penyakit autoimun kronis dari transmisi neuromuskular yang menghasilkan kelemahan otot. Istilah Myasthenia berasal dari bahasa Latin untuk kelemahan otot, dan Gravis untuk berat atau serius. 


Menurut kamus kedokteran, penyakit autoimun itu sendiri adalah suatu jenis penyakit dimana antibodi menyerang jaringan-jaringannya sendiri. Myasthenia Gravis dapat menyerang otot apa saja, tapi yang paling umum terserang adalah otot yang mengontrol gerakan mata, kelopak mata, mengunyah, menelan, batuk, ekspresi wajah, bahu, pinggul, leher, otot yang mengontrol gerakan badan serta otot yang membantu pernafasan. Health Community dalam sebuah website-nya mendefinisikan Myasthenia Gravis sebagai penyakit autoimun kronis yang berakibat pada kelemahan otot skelet. Otot-otot skelet merupakan serabut-serabut otot yang terdiri dari berkas-berkas atau striasi (striasi otot) yang berhubungan dengan tulang. Myasthenia Gravis menyebabkan kelelahan yang cepat (fatigabilitas) dan kehilangan kekuatan pada saat beraktivitas, dan dapat membaik setelah beristirahat beberapa waktu.

Oma Wirdah telah menderita Myasthenia Gravis sekitar 14 tahun, yaitu sejak tahun 2003 yang lalu. Selama ini Oma Wirdah berobat ke RS Haji Pondok Gede yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalnya di bilangan Bintara Bekasi. Dalam berobat, Oma Wirdah menggunakan fasilitas jaminan kesehatan BPJS kelas 1. Oma Wirdah maupun keluarga tidak tahu bahwa di RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan sanggup menangani pelayanan pengobatan bagi penderita autoimun. 

Dalam kegiatan Gathering dan Silaturrahim Pejuang Myasthenia Gravis Indonesia (PMGI) yang merupakan organisasi wadah para penyintas MG, pada 30 Juli 2017, yang diselenggarakan oleh PMGI bekerjasama dengan Cahaya Foundation (CF), Oma Wirdah baru mengetahui bahwa PMGI telah bekerjasama dengan CF dalam berbagai kegiatan, terutama dalam hal pendampingan pasien, baik itu pasien MG itu sendiri maupun pasien penyakit lainnya. Akhirnya dijadwalkan rencana untuk pendampingan pengobatan bagi Oma Wirdah pada tanggal 1 Agustus 2017. 


Alhamdulillah, pendampingan bagi Oma Wirdah yang dilakukan oleh PMGI dan CF di RSUD dr Chasbullah Abdul Madjid Kota Bekasi berjalan dengan lancar. Pendampingan dilakukan sendiri secara langsung oleh ibu Eka Diah Purwanti, salah seorang founder CF, yang juga koordinator PMGI wilayah Jabodetabek dan merupakan penyintas MG, dibantu oleh ibu Wiwik Rahayu, salah seorang relawan CF. 

Mohon limpahan do'a dari sahabat semua, semoga Oma Wirdah segera diberi kesembuhan dan selalu diberi kesehatan dalam hidupnya. Juga mohon do’a agar selalu diberi kelancaran bagi kami, PMGI dan CF, untuk selalu dapat memberikan pendampingan bagi siapa pun yang membutuhkan bantuan pendampingan untuk berobat. Terima kasih kami haturkan kepada sahabat semua atas sepenuh rasa empati & kepedulian yang telah diberikan, cuma kalimat itu yang sanggup kami haturkan sebagai balasan. 

Salam takzim dari kami, 
Caregivers PMGI dan CF

Selengkapnya

LAPORAN PENDAMPINGAN PASIEN PERIODE BULAN JULI 2017

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam takzim untuk Sahabat semua, semoga dalam menjalankan aktifitas sehari-hari selalu diberikan SemangArt, kelancaran dan kemudahan.
Aamiin...

Berikut kami sampaikan Laporan Kegiatan Pendampingan Pasien Cahaya Foundation Periode Bulan JuIi 2017.

Secara bersama-sama kita telah melakukan pembelaan bagi saudara-saudara kita yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas pengobatan yang layak dan berkeadilan, dengan total biaya yang tercover senilai Rp. 30.118.000,-

Pada Periode Bulan JuIi 2017 ini, sebanyak 14 kali pembelaan telah kita lakukan, yang terdiri dari 9 kali pendampingan pasien rawat jalan dan 5 kali pendampingan pasien rawat inap, yang mana 1 orang pasien dampingan rawat jalan meninggal dunia.

Demikian penyampaian Laporan Kegiatan Cahaya Foundation Periode Bulan Juli 2017. Terima kasih atas segala do'a dan dukungan yang tak terhingga dari Sahabat sekalian.

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Salam takzim dari kami,
Cahaya Foundation



Selengkapnya