Tampilkan postingan dengan label Pendampingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pendampingan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 23 November 2016

Pendampingan Oma Betty


Oma Betty Maria Rohitu, usia 82 tahun, 
Alamat: Jatirahayu RT 001 RW 019, Kec. Pondok Melati, Kota Bekasi,
Diagnosa: Primary arthrosis of other joints.

Siang tadi Cahaya (kependekan dari Cita Sahabat Mulya) mendapat kehormatan untuk memberikan pendampingan terhadap oma Betty.

Oma Betty ini 2 minggu yang lalu pernah dirawat di RSCM karena mengalami kecelakaan. Beliau pagi tadi diantar oleh bang Rosyid, sopir angkot K-02 jurusan Pondok Gede - Bekasi, dipertemukan dengan bang Amung, koordinator pendamping pasien Cahaya Foundation di RSUD Kota Bekasi.

Di usianya yang sudah sangat senja, oma Betty hidup sebatang kara sejak ditinggal suaminya 15 tahun yang lalu. Bahkan untuk melakukan kegiatan apapun, dibantu walker untuk berjalan kaki, oma berdarah Manado-Jawa kelahiran tahun 1934 ini melakukannya sendiri, seperti pengurusan surat rujukannya untuk berobat ke RSCM di hari ini.


Sigap bang Amung memberikan pendampingan ke Poli Penyakit Dalam, kemudian memproses semua berkas yang dibutuhkan untuk ke RSCM, alhamdulillah semua berkas persyaratan yang dibutuhkan selesai siang tadi.

Alhamdulillah, siangnya didampingi bang Mami yg tampangnya sangar dan tatoan tapi hatinya seperti malaikat, oma Betty diantar pulang ke rumahnya.


Sehat terus ya oma... Cahaya Foundation kapan pun insyaa Alloh selalu siap memberikan pendampingan buat oma sampai oma sembuh seperti sedia kala.


Selengkapnya

Selasa, 22 November 2016

Ibu Acih, Menderita Osteoporosis Tulang Belakang dan Infeksi Saluran Pencernaan




Nama: Ibu Acih, usia 68 tahun,
Alamat: Kp. Teluk Angsan Rawa RT 10 RW 03, Kel. Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi,
Penyakit: osteoporosis tulang belakang dan infeksi saluran pencernaan.

Perkenalan pertama kali Cahaya (kependekan dari Cita Sahabat Mulya) dengan ibu Acih sebelumnya diinformasikan oleh bang Mamat, menantu ibu Manih (almh), pasien yang pernah kami berikan pendampingan.


Data yang kami terima, bahwa 3 bulan yang lalu ibu Acih pernah dirawat di RS Bhakti Kartini dengan diagnosis osteoporosis pada tulang belakang. RS Bhakti Kartini menganjurkan bahwa sebaiknya pasien dirujuk ke Rumah Sakit type B untuk penanganan kondisi tulangnya secara lebih intensif.

Saat relawan Cahaya pertama kali datang ke rumah pasien, kondisi ibu Acih sudah sangat mengkhawatirkan karena sudah mengalami pengecilan pada otot kakinya. Pasien hanya tergolek lemah di pembaringan, sudah tidak bisa beraktifitas sama sekali.


Secepatnya relawan Cahaya membawa dan memeriksakan ibu Acih ke RSUD Kota Bekasi untuk tindakan rawat jalan di Poli Syaraf sekaligus dilakukan fisioterapi. Dokter menganjurkan untuk melakukan MRI ke RS Polri. Segera Cahaya mengurus surat rujukan serta berkoordinasi dengan ambulan Lotte Mart Rumah Zakat untuk evakuasi pasien ke RS Polri. Saat akan dirujuk ke RS Polri kondisi pasien drop; mengalami demam dan infeksi pencernaan dengan intake buruk. Pasien batal dibawa ke RS Polri dan segera dibawa ke RSUD Kota Bekasi untuk mendapat penanganan. Pasien dirawat selama 5 hari di RSUD Kota Bekasi, alhamdulillah kondisi berangsur membaik sehingga diijinkan pulang.

1 minggu kemudian, kondisi ibu Acih kembali drop, mengalami demam, dan terjadi lagi gangguan pencernaan serta mengalami penurunan kesadaran. Oleh relawan Cahaya, ibu Acih segera dibawa ke IGD RSUD Kota Bekasi. Kesadaran ibu Acih semakin menurun dan kondisinya semakin memburuk. Tepat pukul 18.10 WIB, ibu Acih dipanggil Sang Khalik.


Innalillahi wainnailaihi rojiuun... Selamat jalan ibu Acih, engkau telah menyelesaikan tugasmu di dunia. Semoga engkau mendapat tempat terindah di sisiNYA.

Selengkapnya

Kamis, 03 November 2016

Pembelaan untuk Ibu Verawati


"Orang miskin dilarang sakit!" Pemeo seperti itu sudah sangat akrab di telinga kita. Mungkin juga ada benarnya manakala kita tidak tahu langkah dan prosedur yang tepat apabila kita hendak mendapatkan pelayanan kesehatan disaat kita betul-betul membutuhkannya. Betapa selama ini yang kita ketahui bahwa memang apabila seseorang tidak memiliki apa-apa akhirnya hanyalah pasrah menerima nasib saat mengalami musibah sakit.

Pada kasus ini terjadi pada diri ibu Verawati, umur 27 tahun, kelahiran Cirebon, warga Jl. Mekarsari RT 002 RW 003, Kelurahan Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi. Kasus ini terbilang unik dan rumit, bukan pada penyakitnya, tapi cenderung pada kelengkapan administrasi pasiennya. Saat kehamilannya menginjak usia bulan ke 6, ibu Verawati didiagnosa Pre Eklamsia G3P2A0 H32, yang mengharuskannya segera masuk ICU untuk mendapatkan perawatan, pada Sabtu malam, 12 Oktober 2016 lalu.


Setiap malam minggu semua jalan di Bekasi pasti macet. Repotnya lagi, mencari dan mendapatkan Rumah Sakit yg memiliki ruang ICU yg memadai di Kota Bekasi tidaklah mudah. Rumah Sakit dengan klasifikasi minimal type B di Bekasi cuma ada 5, itu pun selalu penuh. Segera ibu Verawati dilarikan ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur menggunakan mobil ambulan Lotte Mart Rumah Zakat, berpacu dengan semakin menipisnya tabung oksigen yang digunakan. Alhamdulillah bisa sampai ke RS Polri bersamaan dengan habisnya oksigen di tabung. Ibu Verawati segera ditangani. Untuk menyelamatkan dirinya dan bayi kembar yang dikandungnya, pihak Rumah Sakit segera melakukan tindakan persalinan secara caesar. Bayi kembarnya lahir secara prematur di usia 25 minggu, dengan bobot masing-masing 950 gram.

Selepas operasi caesar, ibu Verawati harus dirawat di ruang ICU dan bayi kembarnya dirawat di ruang NICU. Masalah yang timbul kemudian adalah si pasien tidak punya jaminan sama sekali. Pada hari Senin diupayakan dibuatkan BPJS dengan jaminan dari Dinas Sosial Kota Bekasi agar segera bisa digunakan, ternyata BPJSnya tidak bisa diakses karena NIK di KTP pasien terdeteksi atas nama orang lain, sedangkan RS Polri pada saat itu belum ada kerjasama dengan pihak Pemerintah Kota Bekasi, sehingga Jaminan Kesehatan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Bekasi pun tertolak. Resiko terpahit yang terbayang saat itu adalah membayar biaya perawatan sekian ratus juta secara tunai!

Berbagai upaya akhirnya ditempuh Cahaya Foundation. Jaminan dari Walikota Bekasi sendiri pun sudah didapat melalui fasilitas jaminan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Setelah kasak kusuk kesana kemari, alhamdulillah bisa ditembuskan ke jajaran direksi RS Polri agar bisa dibukakan kerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi. Pembiayaan pengobatan pasien atas nama ibu Verawati dan kedua bayinya bisa tercover melalui Jaminan Kesehatan dari Pemerintah Kota Bekasi.

Saat ini, ibu Verawati sudah diperbolehkan pulang ke rumah, sedangkan bayi kembarnya masih mendapat perawatan secara intensif di ruang NICU RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Semoga bayi kembar ibu Verawati semakin membaik kondisinya.

Terima kasih kami haturkan kepada Walikota Bekasi, kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan jajarannya, kepada Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi dan jajarannya, kepada Direktur RS Polri Kramatjati berikut jajarannya, kepada Rumah Zakat dengan ambulan Lotte Mart-nya, dan kepada sahabat Cahaya semua yang telah bergandengan tangan membantu meringankan beban ibu Verawati. Kiranya Alloh SWT yang akan mencatat dan membalas semua kerja mulia ini. Aamiin...


Selengkapnya