Minggu, 27 November 2016

Batu Ginjal Rahayu

Kalau dipikir-pikir, yang namanya profesi sebagai pelayan kemanusiaan memang gak pernah ada liburnya. Saudara kita yang sewaktu-waktu tertimpa musibah sakit dan membutuhkan pertolongan menuntut kesiagaan penuh dari para relawan kemanusiaan untuk segera bergerak dan bertindak cepat.


Hari minggu ini, disaat banyak diantara kita tengah menikmati libur bersama keluarga, para relawan dari Cahaya Foundation yang juga tengah mengisi liburan bersama keluarga, mendadak harus segera meluncur menjemput pasien yang mendadak membutuhkan pertolongan.

Rahayu, 19 tahun, warga Kp. Harapan Kita RT 05 RW 23, Kel. Harapan Jaya, Kec. Bekasi Utara, Bekasi Kota, terdiagnosa menderita Batu Ginjal, membutuhkan pertolongan untuk rawat inap di RSUD Dr. Chasbullah Abdulmajid Kota Bekasi.

Alhamdulillah pasien segera dapat ruang rawat inap. Senin besok Cahaya Foundation akan segera mengurus surat-surat yang dibutuhkan agar pasien mendapatkan jaminan pelayanan secara gratis.

Semoga kegiatan ini menjadi tabungan amal untuk para relawan yang rela mengikhlaskan waktu, tenaga, pikiran & hartanya dalam berkhidmad membantu sesama. Dan semoga harapan Cahaya Foundation untuk mendapat wakaf ambulan segera terwujud. Aamiin...

Selengkapnya

Kamis, 24 November 2016

Adik Fajri, menderita Radang Paru-paru dan Jantung


Nama: Muhammad Fajri Ramadhan, usia 3 bulan.
Alamat: Kp. Ciketing RT 02 RW 02, Kel. Sumurbatu, Kec. Bantargebang, Kota Bekasi.
Diagnosa: Pneumonia, Farese Diafragma Kanan & Hemiparese Dextra.
Keterangan: PICU RS Hermina Bekasi Barat. Biaya sudah mencapai 550 juta hingga saat ini.

Oleh Cahaya Foundation (kependekan dari Cita Sahabat Mulya), adik bayi yg bernama lengkap Muhammad Fajri Ramadhan ini telah diberikan pendampingan ke RS Hermina Bekasi Barat sejak hampir 3 bulan yg lalu saat ia baru berusia 15 hari. Diagnosa awal penyakit adalah Pneumonia, Farese Diafragma Kanan & Hemiparese Dextra, sehingga perlu diambil tindakan operasi. Estimasi biaya yg disampaikan pihak RS Hermina Bekasi Barat pada saat itu sekitar 34 jutaan, penjaminan biaya bagi adik bayi Fajri diupayakan oleh Cahaya Foundation melalui bantuan pemerintah.

Adik bayi Fajri tinggal bersama keluarga di sebuah rumah berdinding bilik berukuran 3x5 m², diatas sebidang tanah garapan dengan sistem sewa di Kp. Ciketing RT 02 RW 02, Kel. Sumurbatu, Kec. Bantargebang, Kota Bekasi. Pekerjaan orangtuanya serabutan. Hingga selama hampir 3 bulan ini, pasca 2x Operasi Plikasi Diafragma, adik bayi Fajri masih dirawat di ruang PICU dikarenakan 85% masih ketergantungan ventilator.


Senin tanggal 21 November 2016 kemarin, Cahaya Foundation diminta menghadap Dr. Agnes, penanggung jawab ruang PICU RS Hermina Bekasi Barat, terkait proses perujukkan ke RSUD Kota Bekasi dikarenakan nilai jaminan perawatannya sudah sangat tinggi, sekitar 550 jutaan.

Rabu 23 November 2016, alhamdulillah adik bayi Fajri berhasil dievakuasi, dipindahkan ke RSUD Kota Bekasi, sehingga kelanjutan perawatannya di RSUD Kota Bekasi.

Cepet sehat ya dek Fajri...kami yakin kamu pasti kuat. Cahaya Foundation insyaa Alloh akan selalu siap memberikan pendampingan buat dek Fajri sampai dek Fajri sembuh.

Selengkapnya

Rabu, 23 November 2016

Pendampingan Oma Betty


Oma Betty Maria Rohitu, usia 82 tahun, 
Alamat: Jatirahayu RT 001 RW 019, Kec. Pondok Melati, Kota Bekasi,
Diagnosa: Primary arthrosis of other joints.

Siang tadi Cahaya (kependekan dari Cita Sahabat Mulya) mendapat kehormatan untuk memberikan pendampingan terhadap oma Betty.

Oma Betty ini 2 minggu yang lalu pernah dirawat di RSCM karena mengalami kecelakaan. Beliau pagi tadi diantar oleh bang Rosyid, sopir angkot K-02 jurusan Pondok Gede - Bekasi, dipertemukan dengan bang Amung, koordinator pendamping pasien Cahaya Foundation di RSUD Kota Bekasi.

Di usianya yang sudah sangat senja, oma Betty hidup sebatang kara sejak ditinggal suaminya 15 tahun yang lalu. Bahkan untuk melakukan kegiatan apapun, dibantu walker untuk berjalan kaki, oma berdarah Manado-Jawa kelahiran tahun 1934 ini melakukannya sendiri, seperti pengurusan surat rujukannya untuk berobat ke RSCM di hari ini.


Sigap bang Amung memberikan pendampingan ke Poli Penyakit Dalam, kemudian memproses semua berkas yang dibutuhkan untuk ke RSCM, alhamdulillah semua berkas persyaratan yang dibutuhkan selesai siang tadi.

Alhamdulillah, siangnya didampingi bang Mami yg tampangnya sangar dan tatoan tapi hatinya seperti malaikat, oma Betty diantar pulang ke rumahnya.


Sehat terus ya oma... Cahaya Foundation kapan pun insyaa Alloh selalu siap memberikan pendampingan buat oma sampai oma sembuh seperti sedia kala.


Selengkapnya

Selasa, 22 November 2016

Donasi Buku Iqro untuk TPA Kampung Bulak Macan

Alhamdulillah 50 buah buku iqro' dari donatur untuk TPA Kampung Bulak Macan, Harapan Jaya, Bekasi Utara sudah sampai ke Cahaya Foundation.


Terima kasih yg sebesar-besarnya kami haturkan. Semoga buku ini bisa bermanfaat untuk anak-anak di TPA. Aamiin...
Selengkapnya

Ibu Acih, Menderita Osteoporosis Tulang Belakang dan Infeksi Saluran Pencernaan




Nama: Ibu Acih, usia 68 tahun,
Alamat: Kp. Teluk Angsan Rawa RT 10 RW 03, Kel. Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi,
Penyakit: osteoporosis tulang belakang dan infeksi saluran pencernaan.

Perkenalan pertama kali Cahaya (kependekan dari Cita Sahabat Mulya) dengan ibu Acih sebelumnya diinformasikan oleh bang Mamat, menantu ibu Manih (almh), pasien yang pernah kami berikan pendampingan.


Data yang kami terima, bahwa 3 bulan yang lalu ibu Acih pernah dirawat di RS Bhakti Kartini dengan diagnosis osteoporosis pada tulang belakang. RS Bhakti Kartini menganjurkan bahwa sebaiknya pasien dirujuk ke Rumah Sakit type B untuk penanganan kondisi tulangnya secara lebih intensif.

Saat relawan Cahaya pertama kali datang ke rumah pasien, kondisi ibu Acih sudah sangat mengkhawatirkan karena sudah mengalami pengecilan pada otot kakinya. Pasien hanya tergolek lemah di pembaringan, sudah tidak bisa beraktifitas sama sekali.


Secepatnya relawan Cahaya membawa dan memeriksakan ibu Acih ke RSUD Kota Bekasi untuk tindakan rawat jalan di Poli Syaraf sekaligus dilakukan fisioterapi. Dokter menganjurkan untuk melakukan MRI ke RS Polri. Segera Cahaya mengurus surat rujukan serta berkoordinasi dengan ambulan Lotte Mart Rumah Zakat untuk evakuasi pasien ke RS Polri. Saat akan dirujuk ke RS Polri kondisi pasien drop; mengalami demam dan infeksi pencernaan dengan intake buruk. Pasien batal dibawa ke RS Polri dan segera dibawa ke RSUD Kota Bekasi untuk mendapat penanganan. Pasien dirawat selama 5 hari di RSUD Kota Bekasi, alhamdulillah kondisi berangsur membaik sehingga diijinkan pulang.

1 minggu kemudian, kondisi ibu Acih kembali drop, mengalami demam, dan terjadi lagi gangguan pencernaan serta mengalami penurunan kesadaran. Oleh relawan Cahaya, ibu Acih segera dibawa ke IGD RSUD Kota Bekasi. Kesadaran ibu Acih semakin menurun dan kondisinya semakin memburuk. Tepat pukul 18.10 WIB, ibu Acih dipanggil Sang Khalik.


Innalillahi wainnailaihi rojiuun... Selamat jalan ibu Acih, engkau telah menyelesaikan tugasmu di dunia. Semoga engkau mendapat tempat terindah di sisiNYA.

Selengkapnya

Kamis, 03 November 2016

Pembelaan untuk Ibu Verawati


"Orang miskin dilarang sakit!" Pemeo seperti itu sudah sangat akrab di telinga kita. Mungkin juga ada benarnya manakala kita tidak tahu langkah dan prosedur yang tepat apabila kita hendak mendapatkan pelayanan kesehatan disaat kita betul-betul membutuhkannya. Betapa selama ini yang kita ketahui bahwa memang apabila seseorang tidak memiliki apa-apa akhirnya hanyalah pasrah menerima nasib saat mengalami musibah sakit.

Pada kasus ini terjadi pada diri ibu Verawati, umur 27 tahun, kelahiran Cirebon, warga Jl. Mekarsari RT 002 RW 003, Kelurahan Bekasi Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi. Kasus ini terbilang unik dan rumit, bukan pada penyakitnya, tapi cenderung pada kelengkapan administrasi pasiennya. Saat kehamilannya menginjak usia bulan ke 6, ibu Verawati didiagnosa Pre Eklamsia G3P2A0 H32, yang mengharuskannya segera masuk ICU untuk mendapatkan perawatan, pada Sabtu malam, 12 Oktober 2016 lalu.


Setiap malam minggu semua jalan di Bekasi pasti macet. Repotnya lagi, mencari dan mendapatkan Rumah Sakit yg memiliki ruang ICU yg memadai di Kota Bekasi tidaklah mudah. Rumah Sakit dengan klasifikasi minimal type B di Bekasi cuma ada 5, itu pun selalu penuh. Segera ibu Verawati dilarikan ke RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur menggunakan mobil ambulan Lotte Mart Rumah Zakat, berpacu dengan semakin menipisnya tabung oksigen yang digunakan. Alhamdulillah bisa sampai ke RS Polri bersamaan dengan habisnya oksigen di tabung. Ibu Verawati segera ditangani. Untuk menyelamatkan dirinya dan bayi kembar yang dikandungnya, pihak Rumah Sakit segera melakukan tindakan persalinan secara caesar. Bayi kembarnya lahir secara prematur di usia 25 minggu, dengan bobot masing-masing 950 gram.

Selepas operasi caesar, ibu Verawati harus dirawat di ruang ICU dan bayi kembarnya dirawat di ruang NICU. Masalah yang timbul kemudian adalah si pasien tidak punya jaminan sama sekali. Pada hari Senin diupayakan dibuatkan BPJS dengan jaminan dari Dinas Sosial Kota Bekasi agar segera bisa digunakan, ternyata BPJSnya tidak bisa diakses karena NIK di KTP pasien terdeteksi atas nama orang lain, sedangkan RS Polri pada saat itu belum ada kerjasama dengan pihak Pemerintah Kota Bekasi, sehingga Jaminan Kesehatan yang dikeluarkan Pemerintah Kota Bekasi pun tertolak. Resiko terpahit yang terbayang saat itu adalah membayar biaya perawatan sekian ratus juta secara tunai!

Berbagai upaya akhirnya ditempuh Cahaya Foundation. Jaminan dari Walikota Bekasi sendiri pun sudah didapat melalui fasilitas jaminan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Setelah kasak kusuk kesana kemari, alhamdulillah bisa ditembuskan ke jajaran direksi RS Polri agar bisa dibukakan kerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi. Pembiayaan pengobatan pasien atas nama ibu Verawati dan kedua bayinya bisa tercover melalui Jaminan Kesehatan dari Pemerintah Kota Bekasi.

Saat ini, ibu Verawati sudah diperbolehkan pulang ke rumah, sedangkan bayi kembarnya masih mendapat perawatan secara intensif di ruang NICU RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur. Semoga bayi kembar ibu Verawati semakin membaik kondisinya.

Terima kasih kami haturkan kepada Walikota Bekasi, kepada Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi dan jajarannya, kepada Kepala Dinas Sosial Kota Bekasi dan jajarannya, kepada Direktur RS Polri Kramatjati berikut jajarannya, kepada Rumah Zakat dengan ambulan Lotte Mart-nya, dan kepada sahabat Cahaya semua yang telah bergandengan tangan membantu meringankan beban ibu Verawati. Kiranya Alloh SWT yang akan mencatat dan membalas semua kerja mulia ini. Aamiin...


Selengkapnya

Senin, 10 Oktober 2016

Sedekah Mobil

"Assalamualaikum.. mazeko.. sy cerita dikit gpp ya.. Sy ada mbl pick up rncananya mau dijual.. uang'y mo di sedekahin.. tp berhubung blm laku2 sy blm bs laksanain...maaf sy mo mnt pndpat baiknya gmn?sy serahin aj mbl'y?tp maaf klo ngeropotin ya... trserah deh mau dijual atau digunakan yg bermanfaat... Y cm maaf kondisi mbl nya yaa.. maklum mbl tua da gitu jarang dipake.. Sy tlp aj ya", demikian pesan yg masuk ke Whatsapp saya pada Rabu setelah subuh tanggal 5 Oktober 2016 kemarin. Selanjutnya kami komunikasi via seluler untuk beberapa menit dan terakhir disebutkan sebuah alamat lengkap yg saya cukup hapal wilayahnya.

Ditemani jeng Eka Diah Purwanti & bang Wahyu Din, pada hari Minggu siang kemarin, jalanlah kami ke tekape, di sekitar daerah Bintara, Kota Bekasi. Tidak butuh waktu lama untuk menemukan posisi tepat titik koordinat si "Angel" ini, sebut saja namanya seperti itu, karena yg bersangkutan minta namanya dirahasiakan. Persis seperti pesan singkat di henpon saya, terlihat sesosok berbadan langsing, berpostur tinggi, mengenakan baju garis-garis biru putih horizontal, telah menunggu di pinggir jalan. Saya parkirkan kendaraan di sebuah tanah kosong di sisi kiri jalan.

"Assalamu'alaikum…", sapa saya.

"Wa'alaikumsalam... Mari langsung ke rumah aja.", sahut pemilik wajah yg datar dan tenang, dengan sorot mata yg sangat optimis itu.

Kami mengikuti langkah kakinya. Tempat tinggalnya ada di dalam gang, di seberang kebun kosong tempat kendaraan kami diparkir. Sebuah rumah petak dengan sistem sewa bulanan. Di depan kontrakannya ternampak sebuah sepeda motor dengan sebuah payung lebar dan kotak kayu seperti kotak pedagang siomay di jok belakang.

"Ini kenalkan kawan-kawan saya, Eka dan bang Wahyu.", saya mengenalkan.

“Oh..iya, mari, silahkan masuk.", Ujarnya sambil membuka pintu rumahnya, yg menurut pengakuannya gak pernah dikunci.

Kami masuk ke dalam rumahnya yg berukuran sekitar 3x7 m, yg terdiri dari ruang depan, ruang tengah, dan kamar mandi. Ruang depan, yg sekaligus merangkap sebagai ruang tamu dan ruang tidur, dihiasi sebuah lemari container plastik 3 susun. Tempat yg kami duduki pun hanya beralaskan selembar matras plastik yg juga digunakan oleh si pemilik rumah untuk mengistirahat badannya di malam hari. Sejak awal mula duduk saya cuma terbengong-bengong.

"Ini, silahkan air minumnya.", kata sang tuan rumah.

Sambil tergeragap dari kebengongan saya berujar, "Ooohh..iya... Gak perlu repot-repot". Selanjutnya jeng Eka mulai ngobrol dengan tuan rumah, sedangkan saya semakin hanyut dalam kebengongan.

"Angel" ini usianya saya taksir sekitar 45 tahun. Ketika ditanya jeng Eka tentang pekerjaan utamanya, sambil menunjuk motor yg terparkir di depan, dia menjawab bahwa dia sehari-hari berjualan makanan di depan sebuah sekolah di sekitar Bintara, Bekasi Barat.


Dulu, katanya, pernah punya usaha penyewaan tenda untuk pesta yg cukup lumayan. Tapi entah kenapa sekarang ini sudah gak berlanjut. Peninggalan usaha yg tersisa ya cuma mobil pick up itu.

"Jadi mobil itu saya sedekahkan. Cuma sebuah Daihatsu Espass Pick Up keluaran tahun 2003. Silahkan digunakan apabila itu memang bisa dimanfaatkan. Atau silahkan dijual yg uangnya nanti bisa digunakan untuk hal-hal yg bermanfaat.", ujarnya.

Saya makin melongo, antara percaya gak percaya, antara berada di dunia nyata atau sedang diajak take action di sinetron.

"Kenapa kok disedekahin?", gumam saya yg masih bengong.

"Ya saya pengennya disedekahin. Kalo ditanya alasannya, ya buat disedekahin. Udah gitu aja.", jawabnya sambil menyerahkan kunci mobil, STNK dan BPKB, yg saya cocokkan dengan KTPnya tembus, sama persis.

Dzig! Dzig! Saya seperti di-Doobal Dangsang Chagi sama si Shoultan Rafi, pelatih taekwondo di Rumah Madani. Sangat telak! Serempak rambut di tengkuk, tangan, dan kaki saya berdiri semua. Asli Merinding!

Kalo dipikir-pikir, seumpama mobil itu dijual, uangnya sangat lebih dari cukup untuk bikin usaha yg lebih besar. Kalo pun gak dijual, minimal disewain aja, ada passive income yg juga bisa didapat. Gak ngerti gimana cara berpikirnya.

Di tempat itu, di hari Minggu siang kemarin, saya seperti diberi sebuah pelajaran yg sangat berharga, yg masih sangat sulit bagi saya untuk mencernanya. Saya dituntun untuk melihat suatu kekuatan dibalik kesederhanaan. Saya ditunjukkan secara langsung dengan kasat mata sebuah keteguhan yang menghasilkan kesabaran. "Angel" dipilih Allah untuk mengajari saya sebuah pelajaran yg di luar nalar, yg saya sendiri belum sanggup untuk menjalaninya.

Mudah-mudahan sedekahmu bisa sangat bermanfaat dan bisa dimanfaatkan untuk membantu orang banyak, "Angel". Gak banyak kata yg terucap dari kerongkongan ini selain sebait kata sederhana, ALHAMDULILLAH, JAZAKILLAH KHOIRON.
Selengkapnya